Monday 14 March 2016

Gu(a)ys

        Good evening everyone. Bulan maret kali ini terasa panjaaaang banget kayak rambutnya Jessica Iskandar. Dan saat ini udah lebih dari sebulan saya berada KEMBALI di pulau Bali. Pekerjaan saya berjalan lancar tanpa hambatan. Hambatannya adalah capek, lelah, betis kaku, migrain, dan keluhan lainnya yang sebenarnya sih masih bisa saya handle dengan baik. Kasian ya, derita seorang pekerja yang single di kota besar. Mau pegel lah mau capek lah mau linu lah paling cuma bisa dipijit. Dipijet sama siapa? Sama koyo lah. Siapa lagi. Pake nanya!?
         Udah move on nih ceritanya dari kota Jakarta yang hiruk pikuk, walaupun ada beberapa hal sih yang gatel banget ingin saya curahkan. Minyak kali ah dicurahkan. Seperti pertemuan saya dengan teman semasa SMA, pertemuan dengan junior saya dikampus yang officially memberikan saya banyak bahan untuk blog saya ini, dan juga pertemuan dengan seorang wanita cantik yang saat ini resmi saya kencani. Tidak banyak hal yang bisa saya ceritakan mengenai objek terakhir. Karena apa yang terjadi diantara kami, biarlah terjadi diantara kami. Aseeek. Lagian kalian kan juga lebih tertarik mengetahui kisah orang-orang di sekitar saya daripada kisah saya pribadi. Ya kaaan.
          Bekerja di dunia fashion bukanlah sesuatu yang mudah. Jika kita tidak memiliki prinsip hidup yang kuat yaa siap-siap terlena dan hanyut kedalam pusaran pergaulan sekitar. Karena tidak bisa dipungkiri fashion identik dengan wanita, identik dengan keindahan, kecantikan identik dengan faminimitas dan alhasil identik dengan gay. Yah, hal yang tidak asing bagi saya karena berkat seseorang saya belajar banyak mengenai bagaimana bergaul dengan gay. Tidak susah karena kita semua adalah manusia.
          Beberapa hari yang lalu saya pernah melihat video dari chanel youtube seorang ekspatriat tentang bagaimana reaksi orang indonesia terhadap kaum LGBT (Lesbian, Gay, Bisex, Transgender) dan lebih dari 60% responden nya mengatakan bahwa mereka sangat terganggu dengan keberadaan kaum ini. Saya juga sempat mendengarkan kotbah sholat Jum'at tentang hal yang sama, dan cara islam memerangi kaum ini. Tidak perlu saya ceritakan secara detail karena takut menyinggung berbagai pihak. Cieeh yang lagi baca ikut tersinggung. Sante broo nggak akan ketahuan juga, takut banget jadi bahan omongan, eh tapi lebih baik terbuka ding daripada tau-tau ntar ketahuan busuknya, kan malah malu ya. Langsung Hap deh kayak bang ipul. Hahahaha
          Beberapa hal yang kalian harus ketahui adalah seorang gay pasti memiliki alasan tersendiri mengapa ia memilih jalan tersebut. Bukan lantas ikut-ikut karena trend ya. Ini bukan gelang powerbalance ya gaes. Alasan yang terkuat adalah karena pengalaman masa lalu. Hal yang sama yang pernah saya ceritakan di blog sebelumnya. Lalu faktor kedua karena pergaulan. Nah ini nih mengapa saya bilang prinsip hidup kalian harus kuat. Jelas kemana bermuaranya. Nggak abu-abu. Nggak setengah-setengah. Tapi saya juga yakin sih kalo teman-teman saya juga bodo amat sama orientasi seks seseorang. Ngurusin hidup sendiri aja kesusahan mau sok-sok an ngurusin hidup orang lain. Jadi ya ketika mereka tahu bahwa saya straight, yaudah berarti ada beberapa tempat dan bahan obrolan yang nggak akan nyambung dengan saya. Simple kan. Saya juga tipe orangnya sesimple itu kok.
          Tapi memang sih, lingkungan pergaulan saya lebih banyak dengan wanita. Jadi ya pembicaraan yang sering mereka bicarakan kurang lebih sama, seputar lelaki. keuangan, keluarga, dan berbagi bermacam gosip. Hal yang jarang dibicarakn jika sedang berkumpul dengan teman lelaki. Paling pol ngobrolinnya masalah cewek, games, olahraga. Kalau udah best buddy banget baru deh bisa ngomongin sampe masalah percintaan dan planning di masa depan. Cukup berbeda kan pembahasannya. Kalo saya mah kayak air di daun talas, mau di goyang kemana aja saya bisa. Ke perkumpulan ibu-ibu, ayo aja, ke arisan bapak-bapak, monggoh kerso, dan sekarang ada tambahan lagi ke gank homosexual, yuk mari. Yang terpenting adalah bagaimana kita membawa diri kita dengan baik.
         Yah ngikut pepatah aja yang mengatakan banyak teman banyak rejeki. Jadi kalo tanggal tua dan uang menipis tinggal calling sana sini buat numpang makan. Ekonomis ya hidup saya. Hahahaha. Yah intinya kita sesama manusia memiliki kewajiban menghargai manusia lain. Bahkan kita tidak berhak menjudge seseorang karena latar belakang keluarganya, pekerjaan nya, ras, agama, bahkan orientasi seksualnya. Hidup ini indah dan tuhan sudah memplanning dengan siapa saja kita akan bertemu di dunia ini. Menjadi apatis dan skeptis tidak akan membawa manfaat atau faedah apa-apa bagi hidup kita. Jadi kurangi rokok dan makan berat di malam hari agar tubuh kalian segar ketika bangun di pagi hari. Apa sih ini agak nggak nyambung. Yaudah lah, ini udah terlalu larut buat ngebacot. Selamat malam, dan sun sayang untuk orang di samping anda, mau itu cowok apa cewek terserah deh. Hahahaha. Tabi'!?
       

No comments:

Post a Comment