Friday 23 October 2015

Sekompi Peri Cinta #1

    Selamat malam wahai penikmat libur sabtu minggu yang menyenangkan. Sebenarnya ini sudah terlalu larut malam menjelang pagi dan entah kenapa saya semakin tidak bisa tidur cepat. Yah seperti over thinking akan sesuatu hal yang absurd. Mungkin sudah saatnya saya memiliki pasangan kali ya. Hahahaha, kesian amat, siapa juga yang mau. Ada sih yang mau, tapi cowok, deileh ngenes abis nasib ane gan. Sundul gaaan.
    Malam ini saya mau membicarakan sedikit, emmm banyak deh tentang cinta. Yah sebenarnya walaupun sepi dalam kisah percintaan, ehh bacanya biasa aja jangan sambil nahan ketawa gitu, tapi banyak orang yang mempercayakan kisah cintanya kepada saya. Kalau kata temen saya sih, saya itu tipe pendengar yang baik, karena saya bukan tipe orang sok tahu yang akan memberikan saran ini itu. Ya, saya hampir tidak pernah mengomentari curhatan teman-teman saya kecuali diminta. Mereka nggak tahu aja kalo saya sebenarnya nggak pernah menyimak cerita mereka. Yeee kasian.


   
    Kisah pertama adalah tentang cerita seorang wanita yang sangat mencintai seniornya di kampus. Cerita yang epik, begitu mainstream dan full of drama. Namun kalau cerita itu kemudian dikejutkan dengan kehadiran seorang pria lain pasti nggak jadi mainstream dong ya. Masih mainstream juga? Pria tersebut memiliki hubungan khusus dengan senior si wanita di kampus. Yang mana adalah seorang pria juga. So, this is like an awkward triangle love. And let me begin this story.
    Saya adalah seorang mahasiswa jurusan seni yang bisa di bilang jarang ke kampus. Sebagian besar waktu, saya habiskan di rumah dan di cafe ber-wifi kencang. Yah tugas yang begitu banyak dan menumpuk membuat saya harus selalu setia dengan pensil, kuas, dan internet. Saya pergi ke kampus hanya untuk mengumpulkan tugas lalu sedikit ramah tamah dengan manusia-manusia kampus dan sisanya kembali ke rumah untuk menyelesaikan tugas yang lainnya.
    Begitu pun hari itu. Saya sedang berkutat dengan pensil saya ketika tiba-tiba nada pesan masuk berbunyi dari ponsel saya. Saya tidak menghiraukannya dan masih asyik dengan sketsa bangunan yang saya buat. Namun nada tersebut berbunyi berkali-kali seakan ada berita penting yang sangat mendesak. Hal itu membuat konsentrasi saya menjadi menurun. Daripada sketsa bangunan saya malah menjadi sketsa tubuh wanita akhirnya saya putuskan untuk beristirahat sejenak.
     Saya meraih ponsel saya yang tergeletak di atas kasur. Dengan penuh rasa penasaran saya pun segera mengecek beberapa pesan yang masuk. "Brian? Heboh banget BBm nya." Saya pun merebahkan diri ke kasur dengan mata tetap tertuju pada layar ponsel. Saya mengambil posisi senyaman mungkin untuk mencerna setiap kata yang Brian tuliskan di dalam pesan nya.
     Di dalam pesan itu Brian menanyakan sesuatu yang tidak biasanya. Ia menanyakan tentang sebuah buku dengan judul yang sedikit rancu, 'Lelaki Terindah'. Dari judulnya saya sebenarnya sudah menduga-duga tentang apa yang ada di dalam buku itu, namun saya pendam perasaan sok tahu itu dan menanyakan tentang maksud Brian menanyakan buku tersebut kepada saya.
    Saya memang dikarunia gerak gerik yang feminim dan memiliki perhatian lembut yang tdak sewajarnya dimiliki seorang pria. Hal ini membuat banyak orang memiliki persepsi yang keliru tentang diri saya. Ya sebagian besar dari mereka mengira saya adalah seorang Gay atau penyuka sesama. Hal yang tidak serta merta saya tampik dengan emosi karena saya tidak perlu menjelaskan apa-apa kepada semua orang yang mendeskreditkan orientasi seksual saya. Saya memilih diam dan tersenyum dan membiarkan mereka tenggelam pada tanda tanya besar yang sebenarnya tidak ada manfaatnya juga bagi mereka.
    Hal itu berlaku kepada Brian, dia adalah orang yang saya kenal di kampus. Namun kami tidak berasal dari jurusan yang sama. Saya mengenalnya dari acara kampus yang pernah kami ikuti bersama. Pesan yang saya kirimkan dengan tanggap dibalas oleh Brian dalam hitungan detik. Ia juga enggan menceritakan isi dari buku tersebut. Alih-alih menceritakan isi dari buku itu, ia malah menyuruh saya untuk mencari tahu sendiri di internet.
    Rasa penasaran membawa saya beranjak dari posisi nyaman saya dan berpindah duduk di depan laptop pribadi saya. Ketika saya mengetikkan tulisan 'Lelaki Terindah' pada search engine, saya memastikan bahwa lingkungan sekitar aman. Tidak ada anggota keluarga saya yang mungkin masuk secara tiba-tiba ke dalam kamar saya. Kening saya tiba-tiba mengernyit ketika melihat gambar-gambar pria tanpa busana yang muncul di laptop saya. Dengan segera saya membalas pesan dari Brian dan menanyakan apa maksud sesungguhnya darinya.
    Seketika itu Brian menceritakan sebuah hal yang tidak saya duga sebelumnya. Cerita tentang orang yang kami kenal. Levi, seorang pria yang akhir-akhir ini dekat dengan Brian. Saya mengenal mereka berdua, bahkan saya lebih mengenal Levi daripada Brian. Levi sering menemani saya dalam membuat tugas-tugas kampus saya yang tidak pernah ada habisnya. Brian menulis beberapa hal yang membuatnya curiga kepada Levi. Ia mencurigai bahwa Levi adalah seorang gay. Hal yang saya tanggapi dengan sangat serius.
    Dari Brian lah saya baru tahu bahwa Levi selama ini menyukai laki-laki. Dan dari Brian lah saya juga tahu bahwa selama ini Levi berbohong tentang destinasi kunjungannya ke Jakarta. Levi memiliki seorang 'sponsor' di Jakarta. Hal yang sengaja saya perhalus karena saya tidak menyangka bahwa Levi sanggup melakukan hal ini.
   Saya tidak pernah beranggapan bahwa Levi itu salah atau keliru. Dan saya tidak pernah menyudutkan Levi hanya karena saya mengetahui tentang rahasianya. Justru cerita dari Brian membuat saya bersimpatik kepada Levi. Bagaimana dia bisa bertahan dari guncangan emosi yang pasti ia rasakan. Tanpa ada seorang pun yang bisa diajak sharing ataupun berkeluh kesah tentang kisah cintanya.
   Brian menceritakan banyak hal yang membuatnya curiga tentang seorang Levi. Dan cerita-cerita itu justru membuat saya semakin bersimpatik kepadanya. Pada saat Brian lancar bercerita tentang Levi, sebenarnya saya justru menaruh curiga kepada Brian. Apa tujuannya Brian menceritakan semua ini kepada saya. Apa untungnya bagi saya? Dan satu lagi, jika Brian sudah lama mencurigai Levi sejak dulu, lalu lantas kenapa Brian masih intens bergaul dengan Levi. Jika ia laki-laki normal, pasti ia akan menjauh dari Levi atau bahkan menghilang dari kehidupan Levi. Hal yang sampai saat ini masih menjadi misteri.

   Brian bukanlah teman yang langganan mencurahkan isi hatinya kepada saya. Ia hanya datang sesaat untuk memberitahu dugaannya terhadap Levi. Namun tentu saja hal itu tidak membuat saya lantas menjauhi Levi. Sedikit banyak saya juga seperti Levi. Dicurigai banyak orang sebagai orang yang memiliki orientasi seksual yang menyimpang atau bahasa kasarnya tidak normal. Sehingga saya berkesimpulan bahwa menjauhi Levi tidak akan ada manfaatnya.
    Carla adalah salah satu teman wanita saya yang hobi sekali membagi cerita kesehariannya. Dan sebagian besar ceritanya adalah mengenai Brian. Seniornya di kampus. Carla sudah lama tertarik dengan Brian dan merasa bahwa Brian pun juga tertarik padanya. Namun sifat Brian yang dingin dan cuek membuat hubungan mereka berdua stuck. Hanya sebagai teman nongkrong, teman bepergian, dan teman jika ada perlu. Carla terlalu takut untuk mengungkapkan isi hatinya kepada Brian. Sedangkan Brian, terlalu tinggi untuk melamar Carla menjadi pacarnya.
    Brian tidak pernah bercerita mengenai wanita kepada saya. Yang ia ceritakan melulu mengenai Levi. Hal yang membuat saya semakin curiga. Saat ini Brian dan Levi seperti dua sisi koin. Saling bertolak belakang dan tidak pernah bertemu. Padahal seingat saya dulu, mereka banyak menghabiskan waktu berdua. Bermain games bersama atau saling menumpang tidur dan makan di rumah masing-masing. Hal yang menurut saya wajar karena hampir semua laki-laki memiliki buddies, teman baik yang dibawa sampai mati.
    Hari ini Carla berbeda, ia menceritakan versinya tentang Levi kepada saya. Ya kami semua mengenal Levi, namun tidak seterbuka saya. Carla tidak mengetahui mengenai dugaan saya dan Brian mengenai orientasi seks Levi. Setidaknya tidak sekarang. Carla mengeluhkan tentang ketidakakuran Levi dan Brian. Mereka bertiga memiliki ketertarikan yang sama terhadap musik, hal yang membuat mereka banyak menghabiskan waktu bersama. Namun sekarang Carla harus rela bersolo karier, menghabiskan waktunya hanya dengan saya, karena entah kenapa Brian dan Levi akhir-akhir ini jarang bisa diajak bertemu.
    "Sis, gimana nih, aku kangen banget sama Brian." Carla memiliki cairan diotak yang berlebih sehingga dengan lantang ia memanggil saya dengan sebutan sis hampir di setiap kesempatan. Hal yang membuat saya risih sebenarnya namun karena sudah terbiasa jadinya saya tidak begitu mempermasalahkannya lagi. "Memang kenapa sama kalian? Ada masalah?" Saya mencoba menjadi penetral suasana. Setidaknya menetralkan suasana hati Carla yang terlalu sering merengek tentang segala sesuatunya. "Nggak, tapi aku jadi jarang ketemu sama Brian. Levi aku BBm juga jarang bales." Ya tidak salah lagi. Sedang terjadi sebuah perselisihan antara Levi dan Brian. Saya tidak tahu apa penyebabnya, namun jika boleh saya berhipotesa ria pasti penyebabnya adalah adanya orang ketiga. Ya orang ketiga antara Levi dan Brian tentunya. Bisa jadi 'sponsor' yang dimiliki Brian, bisa jadi juga adanya Carla diantara hubungan terselubung mereka.

    Suatu waktu saya pernah menanyakan kepada Brian tentang hubungan mereka berdua. Berdua dengan Levi maksud saya. Sebuah pertanyaan serius yang saya tanyakan dengan iseng. "Bri, ada alasan khusus kenapa kamu bisa sedekat itu sama Levi. Padahal kamu tahu dia bisa saja suka sama kamu." Sebuah pertanyaan menyelidik yang tidak bisa ditampik oleh Brian. Dia lah yang memulai babak baru perseteruan dengan Levi, dan dia memilih saya sebagai perantaranya. "Aku kasihan melihat Levi, dan aku harus bisa membuat dia normal." Sebenarnya ini adalah alasan klise bagi orang-orang yang secara tidak sadar tertarik dengan sesama jenis. Selalu mengatasnamakan simpatik dan ingin mengembalikannya menjadi normal. Orientasi seksual bukanlah sebuah besi bengkok yang bisa diluruskan dengan berbagai macam cara. Banyak hal yang mempengaruhi orientasi seksual seseorang. Salah satunya adalah pengalaman di masa kecil. Hal-hal apa saja yang telah seseorang lalui dimasa kecilnya. Hal itu sangat berpengaruh terhadap watak dan sifat seseorang di masa mendatang.
     Brian hanya asal bicara. Ia mencoba mencari pembenaran atas apa yang ia lakukan selama ini. Sebenarnya membongkar rahasia Levi sama juga bunuh diri baginya. Karena manusia-manusia kritis seperti saya tidak akan berhenti pada satu jawaban menggantung. Saya bisa menemukan jawaban yang memuaskan rasa penasaran saya sendiri. Ya sendiri dengan berbagai macam cara.

    "Lev, Carla dan Brian sepertinya makin dekat ya. Bagaimana jika seumpamanya mereka jadian. Pasti lucu ya." Saya mengatakan hal tersebut di satu kesempatan ketika bertemu dengan Levi. "Iya, kadang aku ngerasa diperalat selama ini." Levi berdiri disebelah saya. Kemejanya yang putih membuat sinar matahari di pagi itu semakin silau. "Diperalat?" saya membalikkan badan melihat mata Levi yang menerawang jauh menembus pepohonan di sekitar villa. "Ya, hanya agar mereka bisa jalan berdua. Carla tahu kalau Brian akan ikut kemanapun aku pergi. Jadi Carla mengajakku terlebih dahulu." Levi tersenyum simpul. Saya membuang pandangan jauh mengikuti arah pandangan mata Levi. "Carla tidak pernah mengajak Brian langsung?" Levi menggeleng dan menjauhi teras villa yang sedang kami tempati. "Lalu jika mereka jadian?" Saya masih bersikeras menanyakan hal yang sama. "Selamat bagi mereka berdua." Levi benar-benar pergi menjauh. Saya hanya bisa melihat punggung nya yang lebar tenggelam di balik korden pintu kaca berwarna putih.
    Inilah yang sebenarnya dirasakan Levi. Ia dekat dengan Brian bukan tanpa alasan. Levi tertarik pada Brian secara seksual dan emosional. Namun Brian tidak terima jika Levi masih tinggal di dunia gelapnya dan berhubungan dengan sponsor nya tersebut. Sedangkan Brian tidak memberi pilihan untuk Levi menyalurkan hasratnya kepada Brian, sehingga Levi tidak pernah mengindahkan saran yang selalu diberikan oleh Brian. Tabrakan, yah terjadi tabrakan emosional diantara mereka berdua. Dan aksi Brian waktu itu hanyalah ungkapan dari kekesalannya pada Levi. Man can be comfort with another man, but not in love with another man because they're not suppose to be live happily together ever after.
                                                                       ..................

Monday 28 September 2015

Pria Idaman

    Hai semua, wih lumayan lama ya saya nggak nulis di blog saya ini. Produktivitas saya dalam menulis mulai menurun nih kayaknya. Ide buat nulis sih masih banyak dan mungkin banget buat di eksplore. Tapi apa daya, waktu nggak ada, aseeek, sok sibuk banget saya ya. Selain itu duit juga nggak ada, hmmm malah curhat pribadi.
    Beberapa bulan terakhir ini tidak banyak yangterjadi di dalam kehidupan saya maupun orang-orang di sekitar saya. Ada sih satu temen saya yang akhirnya mengakhiri masa jomblo nya. Hahahaha, bukan saya lho ya, kalian jangan berharap terlalu tinggi. Temen saya ini juga bekerja di Bali. Sebenarnya kami tidak begitu dekat dulu. Dia dulu satu SMA dengan saya, tapi ya begitu-begitu saja, jarang bertinteraksi. Kalau dari sudut pandang saya dulu sih, dia adalah seorang cowok yang most-wanted, entah dia yang populer apa dia aja yang doyan speak sana speak sini. Saya nggak terlalu paham soalnya. Tapi yang saya tahu adalah dia pernah memacari cewek-cewek satu genk. Kerenkan.
    Emang sih dia bukan playboy yang sekali pacaran bisa sama beberapa cewek sekaligus, sepengetahuan saya lho ya, tapi dia macarin mereka satu-satu. Kelar sama yang ini ganti pacaran sama yang lain, putus lagi, macarin lagi yang lain. Dan lucunya cuma cewek-cewek di satu genk itu aja. Kalo saya? boro-boro macarin cewek-cewek satu genk. Macarin satu cewek aja nggak dapet-dapet. Duh. Kebayang masa SMA saya ngapain aja, bisa sampe nggak pernah pacaran. Paling cuma deket sama si anu si itu si ini, tapi hanya berakhir di SMS doang. Malah curhat pribadi lah. Ngenes abis.
    Nah si temen SMA saya ini ternyata juga penempatan di Bali. Dia udah lebih lama setahun stay di Bali daripada saya. Awal bertemu di Bali juga yang masih canggung gitu. Ya canggung aja pasalnya dulu kan nggak pernah keluar bareng. Eh ternyata setelah kenal orangnya seru juga. Kayaknya dia lebih cocok ikut genk saya deh daripada genk SMA nya dia. Eh tapi jangan ding, genk saya kan isinya orang-orang unik, mana pada jomblo lagi. Termasuk saya. Bisa hang ntar otak dia kalo gabung sama kami. Ini aja saya coba berobat dimana-mana tetep miring gini otak saya. Parah kan imbas dari pergaulan di genk kami. Makanya lebih baik jangan.
    Tau kan genk SMA saya yang sampai saat ini masih setia berkabar dan main bareng. Nah waktu angkatan saya di SMA tuh ada satu lagi genk yang berisikan cowok-cowok IPS sejati. Yah semua yang kalian tangkap dari karakteristik anak IPS ada semua di genk ini. Ya yang suka bolosnya lah, yang suka berantemnya lah, yang suka ngelawan gurunya lah, yang suka ngerokok nya lah, semuanya lah mereka lengkap bak toko serba ada. Sampai saat ini mereka juga seperti kami, masih setia berkabar dan main bareng. Tapi nggak tahu kenapa temen-temen saya agak males kalo harus punya acara bareng sama genk mereka. Mungkin dulu pernah sakit hati kali ya sama candaan mereka. Namanya juga genk mayoritas wanita, ya begini ini, apa-apa dibawa ke dalam perasaan. Baperan orangnya. Pantesan rata-rata jomblo.
     Nah tapi anehnya respon cewek-cewek di genk saya berbeda sama cowok yang satu ini. Walaupun dia dulu satu genk sama anak-anak cowok IPS tapi sampe sekarang dia justru jadi pria idaman di kalangan wanita-wanita jomblo di genk saya. Hmmmm yang ini nggak usah diteruskan ah siapa saja objeknya, nanti saya dapet surat memorandum lagi. Eh apa sih namanya yang surat ketidaksukaan itu lho. Duh lupa lagi namanya, antara lupa sama nggak tahu sih sebenarnya. Hahahahaha
     Jadi waktu tahu kalo temen saya ini udah punya cewek baru, sontak temen-temen saya yang lain langsung patah hati secara sepihak. Hahahahaha, gimana nggak mau sepihak orang suka nya juga diam-diam. Kayak lagunya cherrybell ya, diam-diam suka, Zzzzzz. Ya gitu aja sih, simple ya, tapi ya bisa dibilang kalo temen saya ini berarti memang most-wanted. Sebelas duabelas lah ya sama saya. hehe
     Sekian dulu deh materi saya tentang temen saya yang jadi pria idaman ini. Moga-moga nular lah ya ke saya. Tapi jangan jadi pria idaman yang di idamkan pria-pria. Please jangan, kalo itu mah udah. Hahahaha. Baiklah selamat bekerja, selamat berkarya, terus semangat walau harga dolar lagi gila. Tabi' di'!?

Thursday 6 August 2015

Si Yes Man

       Halo semua kerabat terkasih yang suka tegang mendadak ketika lihat aura kasih, atau malah nyinyir berkepanjangan pas ngeliat make up nya aura kasih yang kadang nggak matching. Nggak kerasa juga ya ternyata saya udah lama banget nggak ngepost, hmmm kerasa sih sebenernya, tapi dibuat nggak kerasa aja biar keliatan sibuk.
       Menginjak satu setengah tahun saya hidup di Bali ya kurang lebih hidup saya gini-gini aja. Cuma ketambahan temen nongkrong aja. Jadi ada yang diajak curhat, atau lebih tepatnya diajak mencurhatkan isi hati. Soalnya bukannya saya yang cerita banyak, tapi malah saya yang dapet cerita banyak. Sebagian besar adalah masalah pribadi dan sebagian lagi yang lebih besar adalah gosip-gosip nggak menentu. Hahahaha, kalo yang ini teteplah dari jaman dulu juga udah hobi nyiyirin orang.
       Banyak hal yang terjadi di 2 bulan terakhir ini. Dari cerita liburan panjang saya di Semarang sampai cerita kemenangan lomba adik-adik paduan suara saya yang hingar bingar. Dan semua cerita-cerita itu masih jauh dari kisah romantis. Yaah seperti biasa, saya tidak punya kisah romantis untuk diceritakan. Tapi sudahlah, setidaknya cerita saya jadi tidak monoton kayak serial FTV yang predictable banget.
       Liburan panjang saya terbilang cukup panjang. Saya emang udah niat sih mau ngambil libur gila-gila an pas menjelang lebaran. Dan syukurlah niat jahat saya itu terwujud. Ya karyawan manalagi yang bisa ngambil rapel off 12 hari. Hampir setengah bulan doang saya kerja. Tapi ya gitu, nyiyiran dimana-mana. Mungkin azab tukang nyinyir kali ya, begitu berbuat sesuatu yang nyeleneh langsung balik jadi bahan omongan orang-orang. Kan lumayan jadi trending topic, diomongin orang sana-sini. Jadi populer lah walau sesaat.
      Kota Semarang sendiri sedikit banyak sudah berubah. Banyak dekorasi kota yang semakin mendetail. Seperti lampu kota yang terbentang di beberapa jalan arteri sekitaran simpang lima. Lampu tersebut mempercantik penampilan kota Semarang di kala malam. Selain itu dibangunnya beberapa taman kota yang nggak canggih-canggih amat sih kayak di Bandung, tapi lumayan lah buat pemula. Hehe. Maaf ya pak Ganjar.
      Banyaknya terrace bistro juga meramaikan khasanah kegaulan di ibu kota Jawa Tengah ini. Tapi sayang department store nya nggak ada perkembangan. Fashion trend nya nggak ada peningkatan. Hanya beberapa orang yang suka upgrading style ke Jakarta atau Jogja aja yang terlihat stylish, selebihnya ya begitu begitu aja. Kasian mereka. Apanya yang kasian coba, padahal mereka biasa aja.
      Saya menghabiskan sebagian besar waktu saya untuk berkumpul dengan teman-teman saya. Dan begitulah kami, masih sama seperti dahulu kala. Yang berubah hanya umur dan penampilan kami. Tapi itulah keistimewaan bertemu dengan kawan-kawan lama. Jika bertemu dengan teman SMA maka secara tidak sadar tingkah laku kita akan kembali seperti anak SMA kembali. Begitupun ketika berjumpa dengan teman kuliah. Segala cara bicara dan bahan obrolan akan kembali seperti jaman kuliah. Membicarakan games, hal-hal jorok seputar selangkangan, dan pacar. Sebagai catatan, pada point yang terakhir saya cuma jadi pendengar aja. Duh.
       Paling kocak ketika saya bertemu dengan sobat sekelas 3 tahun selama SMA saya. Agak ribet ya. Maksudnya adalah selama SMA kami berada di kelas yang sama selama 3 tahun berturut-turut. Entah disengajain sama si guru BK atau emang kebetulan tapi saya benar-benar tidak menikmatinya. Hahaha. Ada dua orang sih sebenernya teman saya yang selalu satu kelas sama saya, tapi saya mau nyeritain si manusia unik satu ini. Panggilannya Yes Man, pasalnya apapun juga yang kami katakan atau usulkan dia terima-terima saja. Bayangin aja kalo dia jadi ketua kelas gimana. Nurut banget orangnya kayak pembantu-pembantu baik di telenovela. Antara baik sama mudah di intimidasi sih lebih tepatnya.
        Dia memulai ceritanya mengenai rencana pernikahannya. Sebenernya sih bukan dia yang mulai, tapi lebih kepada saya yang bertanya. Hahaha, kepo tingkat dewa cyinn. Begitu denger slentingan berita dari orang-orang mengenai rencananya menikah, langsung deh buru-buru mau konfirmasi ke yang bersangkutan. Hahahaha, ini tipe saya banget.
        Dia pun menjawab setiap pertanyaan kepo yang sudah saya persiapkan jauh-jauh hari. Nggak ding, kalo yang ini bokis abis. Pertanyaan itu murni dadakan, nggak ada persiapan khusus sebelumnya. Ya masih seputaran kapan waktunya, siapa penghulunya, dimana malam pertamanya, ya gitu-gitu lah. Terus langsung deh berkesimpulan kalo yang ngebet pengen dia nikah sebenernya adalah orang tuanya. Ya dilematis sih, soalnya mereka udah pacaran dari kelas 3 SMA. Saya kenal juga kok ceweknya. Dulu adik kelas kami berdua, dia sempet juga intens chat facebook, karena saya sempet pacaran sama mantan temen saya ini. Hahaha, makan temen banget ya saya. By the way kok dari cerita ini saya terdengar brengsek ya. Ya sudahlah ya, mau gimana lagi kalo kenyataan nya begitu.
        Namun temen saya ini adalah pria yang nggak macem-macem. Seperti yang saya bilang tadi, dia adalah tipe Yes Man. Tapi entah gimana kalo sama ceweknya. Ya asal jangan nakalnya telat aja. Kalo udah nikah baru suka minum, ngegenjos, main cewek, dan sebagainya kan malah berabe. Jadi ya semoga saja dia bisa membangun keluarga harmonis yang bahagia. Walau saya nggak yakin dia bisa jadi kepala rumah tangga. Ngebayanginnya aja saya udah nggak kebayang. Bingungkan, cuma ngebayangin aja sampe nggak kebayang.
        Walau beberapa orang ada yang komentar kalo usia pria menikah di umur 25 itu terlalu muda namun itukan komentar orang. Ada yang bilang juga kalo usia segitu pria belum mapan atau apalah. Tapi saya yakin rejeki itu akan datang dengan sendirinya. Orang yang malas bekerja aja masih bisa dapet rejeki dari sana sini, apalagi kita yang masih muda dan punya cita-cita serta semangat tinggi untuk bekerja. Maka dari itu mari makan ikan. Makan ikan, sehat. Sorry tagline yang terakhir bikin drop.
       Tapi ya begitu itu, jodoh sudah ada yang mengatur, walau teman saya sudah mau menikah dan saya masih jomblo,saya sih fine-fine aja. Sorry airmata saya barusan netes ke keyboard. Jadi sukses buat rencana pernikahannya. Semoga selalu diberkati dengan rejeki dan kebahagiaan. Dan yaaah semoga bisa lebih bisa melawan jika mulut licin saya mulai mengintimidasi dengan nyinyiran nyinyiran yang luar biasa membuat takjub. Maafin mulut hamba ya allah.
       Kalo saya yang ditanya kapan mau nikah, saya sih justru tanya balik ke calon istri saya, kapan mau dinikahin. Tapi naasnya, objeknya belum ditemukan. Hahahaha, udahan ah. Soo selamat bekerja semua, semoga kerjaan yang banyak menuju akhir tahun ini bisa selesai tepat waktu. Dan sun sayang untuk orang di samping anda. Assalammuallaikum!?

Tuesday 16 June 2015

Mei Day

     Selamat siang para pekerja keras yang udah ancang-ancang mau libur lebaran. Udah pertengahan bulan juni juga, ancang-ancang juga mau dapet THR ya kan? ya dong? By the way akhir bulan lalu saya ulang tahun lho. Hahahaha sedih amat mengingatkan diri sendiri. Tapi serius walaupun saya ada di perantauan, ulang tahun saya berlangsung dengan banyak kejutan. Ya saya nggak ngarep lebih sih. Pasalnya tahun lalu aja saya cuma bisa ngerayain ulang tahun berdua doang sama partner kerja saya. Cuma ngebeer ala-ala di beer garden sekitaran seminyak, lalu pulang. Kan sedih.
     Nah makanya saya nggak ada feeling apa-apa tuh ketika si store manager saya ngajakin saya hangout. Asik banget bahasa saya, hangout lah. Iya pokoknya si SM yang notabenenya masih kepalang muda untuk mejadi seorang SM itu ngajakin saya keluar ke caffe favoritnya, saya nggak ada feeling apa-apa, sumpah. Kan biasanya ada yang sebenernya udah tau mau dikasih surprise tapi pura-pura bego. Nah kalo ini saya bener-bener nggak tahu.
      Alhasil. Hmmm alhasil lah. Saya memenuhi undangan tersebut. Disana nggak cuma ada saya dan si SM, tapi ada juga 2 staff lain yang ngekor si SM. Yang satu cewek bali yang kalo ngomong udah kayak tukang jual obat, dan satu lagi cowok yang ngakunya penyiar radio ternama di Bali tapi kalo ditanyain apa yang lagi hits di Bali dia nggak tahu apa-apa. Ciyong. Kami berempat pun nongkrong ala-ala seperti biasa. Ngobrol sana-sini sampe kehabisan bahan obrolan. Dari A ke Z saya ceritain semua, termasuk keseharian saya yang cuma tiduran nggak jelas di Kos Bu Joti.
       Bener dong, ketika pergantian hari alias jam 12 malam lebih sepersekian menit, lampu caffe yang remang-remang jadi terang benderang. Masih belum ngeh. Keluarlah segerombolan pasukan waitress bawa panci, galon, glonteng-glonteng nggak jelas menghampiri table kami. Masih nggak ngeh, saya pun ikut tepuk tangan melihat ke sekitar siapa yang kira-kira berulang tahun sama dengan saya. Sampai akhirnya gerombolan rusuh itu pun sampai di depan table kami dan menyodorkan sepiring snack berisikan lilin ulang tahun ke depan muka saya. Baru lah saya ngeh bahwa sebenarnya saya lah target operasi mereka. Dengan senyum yang kayaknya sih bercampur antara kaget, terharu, bahagia, dan nestapa saya pun meniup si lilin dengan malu-malu. Ehhmmm perasaan nestapanya nggak termasuk ding.
        Yaaah bisa dibilang ulang tahun ke-25 ini cukup berkesan lah ya. Bukan cukup, tapi sangat. Seumur-umur belum pernah ada yang begitu niat ngasih saya surprise macam ini. Terakhir sih beberapa tahun lalu ketika mantan saya ngasih surprise yang lumayan mengejutkan juga. Dan ternyata nggak sampai disitu aja. Keesokan harinya saya dikasih surprise lagi sama rekan-rekan kerja seruangan saya. Ya antara nggak nyangka aja, ternyata saya cukup diperhatikan juga sama rekan-rekan saya, dan penasaran, kok pada bisa tahu ya. Padahal saya bukan tipe orang yang carper lho, sumpah. Kalo carper mah saya udah nggak jomblo lagi keleus. Hahahahaha, ngenes.
       Kayaknya itu aja sih kabar berita yang hot beberapa minggu terakhir ini. Selain rencana mudik saya yang berlebihan, yang sampe berminggu-minggu. Semoga aja surat rapel off saya di acc lah. Kalo nggak di acc paling yang melayang adalah surat resign. hahahaha, nggak gitu juga kali. Bisa hamsyong saya nggak bisa bayar utang panci yang dimana-mana itu. Kasian enjull.
       Oh iya, berhubung beberapa hari lagi udah mau ramadhan, saya mengucapkan mohon maaf lahir dan batin ya gaes. Kalo ada tulisan saya yang menyinggung dan seronok hendaknya di maafkan. Semoga puasa kita lancar sampai idul fitri. Anying, langsung keinget utang puasa tahun lalu yang nggak bisa diitung jari. Hahahahaha. Cekap semanten atur kulo. Mari ki' di'!!

Thursday 7 May 2015

Lombok Lombok an #2

     Bulan April coy, siapa yang sempet kena april MOP hayooo. Hahahaha. Sebenernya saya nggak pernah ngalamin sendiri sih, dikerjain atau pun ngerjain orang pada saat april MOP. Tapi ya lucu aja ketika ada orang yang lagi apes dikerjain abis-abisan sama temennya. Antara emang nggak tahu kalo hari itu adalah tanggal 1 april atau pura-pura bego aja, kan kasian effort temen-temennya yang udah ngerjain kalo sampe gagal.
     Nah kemarin saya juga sempet nih mau di kerjain ala-ala april MOP. Tapi emang dasarnya saya memiliki intelegensi yang tinggi, dih tapi Matematika dapet 6 di ujian negara, akhirnya bisa saya katakan april MOP itu pun gagal. Oknum yang bermaksud ngerjain saya itu adalah rekan sekerja saya yang akhir-akhir ini sering menghabiskan waktu bersama saya. Karena dia baru saja resign dari tempat kerja saya, akhirnya saya mau tidak mau ya merasa kehilangan juga. Nggak mau ngakuin sih sebenarnya. Pada saat 1 april itulah dia ngasih kabar ke saya kalo tiba-tiba malam ini dia harus pulang ke Jogja, kota asalnya. Alibi nya sih udah di beliin tiket sama bapaknya. Percaya nggak percaya ya semua informasi yang dia berikan saya iya in aja. Biar kesannya cool kan.
     Selidik punya selidik, asik bahsa saya asli kayak sastra 90-an, alih-alih pulang ke Jogja, dia malah lagi nemenin rekan kerja kami ke acara pernikahan. Kan sinting. Mana saya taunya dari junior saya dikantor lagi. Ceritanya dia nggak sadar kalo ternyata junior saya itu juga diundang ke pernikahan yang sama. Kan bego. Ya udah sih gitu aja.
    Ngerasa keselnya soalnya ganggu banget, saya waktu itu yang lagi karaokean jadi kepikiran abis. Mau nggak percaya tapi kalo beneran ya kehilangan juga. Sampe terbesit keinginan untuk nyamperin ke Airport ala-ala Cinta dan Rangga. Tapi saya yang jadi pramugarinya yang lewat di belakang mereka. Ya pokoknya begitu lah. Dan hubungan kami yang retak habis sudah, luluh lantak tak berbekas. Ini apa coba. Hahahahaha
    Oh iya gaes, saya lupa kalo cerita ke Lombok bulan lalu masih to be continued. Kemarin ceritanya sampe tarif penyebrangan ke Gili. Oke sekarang kisahnya udah sampe Gili nih. Hahahahaha. Gili Trawangan adalah sebuah pulau yang menyenangkan. Dengan pasir putih yang diselimuti buih ombak berwarna putih yang saling bertabrakan membuat suasana pantai yang panas menjadi tetap panas sih. Tapi asik aja buat tetep stay disana, selfie-selfie sampe mampus. Bisa kalian bayangkan tiga pria dewasa tengah asik selfie sendiri-sendiri di pinggiran pantai. Kan aneh. Tapi demi stabilitas eksistensi di dunia sosial media akhirnya semuanya disah-sahin aja. Parah ya. Kasian.
    Selain keelokan semua tempat yang nampak bagus di foto dari sisi mana pun dan oleh siapa pun, Gili Trawangan juga menawarkan paket wisata yang beragam. Dari paket snorkling 3 pulau yang dibandrol dari harga 100 ribu selama 5 jam yaitu dari jam 11 siang sampe jam 4 sore, sampe penyewaan sepeda atau delman untuk sekedar menikmati keseluruhan pulau Gili Trawangan.
    Kami sampai di Gili Trawangan di jam yang nanggung. Nanggung karena mau ikut snorkling 3 pulau Gili udah kesiangan dan mau party di pantai juga masih kepagian. Alhasil kami hanya mengitari pulau dengan berjalan kaki sampai turtle point, dan berenang-renang dengan asyik sampai agak sore. Setelah agak puas, agak karena sepertinya kami tidak akan pernah puas dengan Gili Trawangan, kami pun memutuskan untuk mencari makan. Sebenarnya kami masih bingung antara mau menginap di Gili Trawangan atau kembali ke Lombok mengingat waktu yang kami miliki sangatlah terbatas.
     Sambil makan seadanya di pinggiran pantai dekat penyebrangan kami pun berdiskusi panjang mengenai nasib kami bertiga. Mau dibawa kemanakah hubungan ini. Lah salah cerita. Opsinya adalah menghabiskan malam di Gili Trawangan, mencari penginapan murah dan berpesta sampai pagi atau kembali ke Lombok menginap di pantai senggigi lalu paginya lanjut berkelana di Lombok.
Setelah makan nasi goreng seharga 25 ribu rupiah dan cukup mengenyangkan serta lezis kami pun sepakat untuk meninggalkan pulau Gili Trawangan. Sayang juga rasanya tidak bisa menikmati pulau tersebut lebih lama, namun kami tidak mau hanya menghabiskan waktu di Gili saja, kami ingin melihat tempat indah lain di sekitaran pulau Lombok. Dih, maruk ya. Isu keuangan sih yang jadi penyebab nomer dua. Hahahaha.
      Nah ini baru sampe Gili Trawangan ya teman-teman. Ini belum sampai ke eksploring Lombok menggunakan sepeda motor yang lumayan menghitamkan kulit. Tapi saya mesti balik kerja dulu. Hahahaha. Maklum pegawai ala-ala, ngantor isinya ya cuma numpang ngenet doang. Terima kasih atas kebersediaannya untuk menyimak blog saya dan sampai jumpa.

Thursday 19 March 2015

Lombok Lombok an #1

    Selamat bulan maret kawan-kawan semua. Bagaimana bulan maret kalian?Biasa saja kah?Hahahaha. Nggak tau kenapa ya tapi bulan ini kerasa nya begitu cepat berlalu. Seperti kehadiranmu yang berbanding lurus dengan berjalannya bulan ini. Haseeek.
    Pada awal bulan maret ini saya sudah didatangi oleh teman-teman baik saya. Memang sih ini bukan musim liburan, tapi karena sisa libur saya juga banyak jadi ya saya senang-senang saja menemani mereka liburan di Bali. Alhasil saya pun mengambil libur 4 hari agar bisa menyambut teman-teman saya ini. 5 hari sih sebenarnya sama hari minggu. Dan menjadi guide sih lebih tepatnya daripada menyambut. Tapi sungguh menyenangkan bisa menghabiskan waktu bersama mereka mengingat sudah beberapa bulan belakangan ini saya cukup disibukkan dengan pekerjaan saya yang nggak sibuk-sibuk amat sih sebenarnya.
    Tidak berhenti refreshing di Bali saja, kami pun yang memang dari awal berencana travelling bersama akhirnya memutuskan untuk ke pulau Lombok. Kami hanya memiliki 2 hari untuk menghabiskan waktu disana. Berangkat dari Bali dengan mengendarai sepeda motor, kamipun menyebrang ke Lombok pada pukul 10 malam. Ini sudah kami perhitungkan agar keesokan paginya kami bisa langsung menyambangi Gili Trawangan.
    Keberuntungan berada di pihak kami. Tidak sampai 10 menit menunggu, kami pun naik ke dalam kapal fery yang mengangkut berbagai jenis manusia dan kendaraan. Tarif penyeberangan adalah 125 ribu per motor. Menyeberang dari pelabuhan Padang Bai ke pelabuhan Lembar menghabiskan waktu 4 jam. Beruntungnya kami punya teman yang tinggal di Lombok dan tempat tinggalnya pun sangat dekat sekali dari pelabuhan Lembar. Maklum lah ia bekerja di PELINDO jadi ya kosannya nggak jauh-jauh amat dari laut. Yah ala-ala gadis pelabuhan lah ya. Setelah sampai di pelabuhan Lembar kami pun memutuskan untuk menginap di tempat teman kami tersebut. Tidur berdempet-dempetan pun tidak jadi masalah karena memang judul travelling kita kali ini adalah lowbudget-travelling. Kali ini? Kayak nya baru ini deh kali pertama kami bepergian bersama. Hahaha.
   Ketika pagi datang dan kami telah bersiap, kami pun memilih Gili Trawangan sebagai tujuan pertama kami. Perjalanan dari Lembar menuju pelabuhan Bangsal menghabiskan waktu sekitar 2 jam melewati pusat kota Mataram. Untuk masalah makan jangan khawatir, ada banyak warung pinggiran yang tersedia. Rata-rata makanan disini dibandrol dengan harga 10 ribu rupiah, yah maklum lah keliatan banget kalo lagi jalan-jalan jadi sudah pasti dikenakan harga wisatawan oleh ibu-ibu warung yang gampang diajak becanda itu. Kami sebenarnya belum tahu mau menginap dimana, jadinya kami hanya membawa satu tas penuh pakaian dan peralatan hidup untuk satu hari.
   Sampai di Bangsal kami menitipkan motor di penitipan motor setempat. Walaupun Lombok terkenal dengan issue curanmor yang marak terjadi tetapi penitipan disini dijamin aman. Hal ini dikarenakan bentuknya berupa rumah warga setempat yang disulap menjadi garasi besar. Jadi nggak khawatir motor akan kehujanan atau kepanasan apalagi hilang. Tarif penitipan motor adalah 5 ribu untuk setengah hari, dan 10 ribu untuk sehari.
   Penyeberangan dari pelabuhan Bangsal ke Gili Trawangan pun tidak mahal, Hanya merogoh kocek 15 ribu per orang plus 3 ribu untuk retribusi pariwisata. Perjalanan menyebrang pun tidak terlalu lama, hanya memakan waktu sekitar 45 menit. Tapi harus diingat bahwa kapal tersebut adalah kapal kayu yang digerakkan oleh tenaga motor. Jadi ayunan gelombang sangatlah berasa, apalagi kalo emang ombaknya lagi gede. Maka sediakanlah tas plastik jika kalian tidak tahan dengan gelombang laut. Dan satu lagi, jika badan kalian tergolong besar maka ada baiknya untuk memperhatikan keseimbangan kapal. Cari deretan yang sekiranya tidak penuh sesak karena keseimbangan kapal sangatlah penting untuk keselamatan bersama. Keliatan ngeri ya, padahal biasa aja sih. Cuma riweuh aja jadi omongan penumpang yang lain kalo kapal berat sebelah gara-gara kita.
   Baru menyeberang saja mata kita langsung disuguhi dengan pemandangan laut yang luar biasa indahnya. Warna biru muda dan hijau tosca melebur menjadi satu diantara gunung-gunung yang terlihat dari kejauhan. Beberapa pulau pun terlihat ketika perjalanan sampai di menit ke 30. Pulau dengan pohon-pohon hijau yang tumbuh lebat di atas pasir pantai yang berwarna putih bersih. Kalian akan merasa berada di dunia lain. Terus keinget lagi kalo masih ada di Indonesia ketika mencium bau badan bapak-bapak yang entah darimana asalnya yang duduk disamping kalian. Hahahha. Mohon maklum karena kapal ini adalah transportasi umum warga-warga sekitar yang berjualan atau tinggal di Gili Trawangan. Kalo mau lebih VIP ada kok fast boat yang hanya memakan waktu 15 menit. Dibandrol dengan harga 85 ribu perorang. Heii ingat, ini adalah lowbudget travelling ya.
    Eh gila, kalo saya mau ceritain semuanya bisa abis puluhan paragraf kayaknya. Untuk menjaga stabilitas panjang blog saya, sepertinya cerita saya harus bersambung dulu. Yaah ala-ala sinetron tersanjung lah ya. Biar seru, sembari nyari sponsor tambahan. Hahhaha. Ya sudah, ceritanya saya lanjut nanti lagi ya temans. Saya mau siap-siap nyepi dulu. Alih-alih ikutan nyepi, saya malah heboh mikirin mau escape kemana selama nyepi berlangsung. Hamsyong juga kalo mau diem dikosan sendirian.
    Begitu dulu sepenggal kisah bepergian saya bersama kawan-kawan SMA saya yang tabu untuk disebutkan namanya satu persatu. Selamat menyambut hari raya Nyepi bagi yang merayakan, dan selamat berlong weekend bagi yang tidak merayakan. Daaaagh.

Tuesday 24 February 2015

Kisah Cinta Lainnya

         Berjalan mundur ke akhir bulan Februari, horeee sudah mau masuk bulan maret dimana saya punya rencana vacation di bulan tersebut. Kalo jadi sih, hehe. Masih dari perantauan yang penuh sesak dengan kadatangan turis cina yang selalu stabil jumlahnya. Dan masih juga dari sudut ruangan saya, dibalik meja kerja saya yang udah kayak meja dapur karena ada gelas, toples gula, sendok plastik, dan beberapa kantung teh yang tergeletak begitu saja.
         Di postingan sebelumnya saya menulis kisah tentang kedua adik junior saya yang akhirnya berhasil menyatukan hati mereka dalam ikatan kekasih. Nah sekarang saya mau bercerita tentang kisah cinta yang lain. Masih menyangkut junior saya yang memendam perasaan pada kakak angkatannya alias teman saya seangkatan. Junior saya ini wanita dengan rambut lurus yang mengembang, tinggi badan dibawah rata-rata, dan berat badan sedikit lebih dari kata proporsional. Ia merupakan mahasiswa jurusan IT yang berasal dari sisi barat kota Semarang. Logatnya yang medok dan akhir kalimat yang bernada adalah ciri khas nya. Pertama kali saya mengenalnya adalah ketika diadakan audisi untuk lomba paduan suara. Waktu itu ia masih pendiam dan tidak banyak tingkah. Berbeda dengan sifat aslinya yang baru saya ketahui beberapa bulan kemudian.
         Perjalanan cintanya bisa dikatakan kurang beruntung. Selama saya mengenalnya saya tidak pernah melihatnya pacaran dengan seorang pria. Bukan berarti dia lesbian yaaa, jangan underestimate gitu, buat seorang wanita dari sisi kota seperti junior saya ini bukanlah hal yang mengagetkan jika selama hidupnya belum pernah berpacaran. Pasalnya norma sangat dijunjung tinggi di masyarakat dan control dari orang tua bisa dikatakan lebih protektif mengingat pergaulan yang semakin ekstrim saat ini. Aseek sok jadi pengamat pergaulan remaja. Hahahahha.
         Namun ketika berada ditahun ketiganya di universitas, junior saya ini bertemu dengan teman saya. Seorang aktivis organisasi yang bersifat dingin dan lebih banyak menghabiskan waktunya di depan laptop daripada bersosialisasi dengan orang disekitarnya. Mereka tergabung dalam sebuah organisasi kemahasiswaan yang sama. Dari sanalah benih-benih cinta itu tumbuh. Mereka suka makan bersama, pergi bersama, curhat, serta melakukan hal-hal yang mengasyikkan bersama. Walaupun tidak hanya berdua saja, namun dari terbiasa akhirnya junior saya ini jadi kecanduan. Seakan-akan hala yang dilakukan akan lebih berkesan jika ada teman saya ini yang ikut di dalamnya.
         Banyak hal yang mereka lalui bersama. Itu semua membuat mereka jadi saling mengenal karakter masing-masing, walau sering tidak sepaham namun pada akhirnya hubungan mereka tidak pernah terputus. Teman saya ini memang dikenal sebagai pria yang tidak peka, selalu berpikiran positif, dan memiliki jalan pikiran yang lain dari orang kebanyakan. Hal yang membuat junior saya jadi kelabakan untuk menggapai hatinya. Dulu sekali pernah saya katakan sebuah kemungkinan yang membuat dia sedikit membuka hatinya, bagaimana jika seandainya adik junior saya menaruh hati padanya. Hal yang ditanggapinya dengan senyuman geli dan dengan serta merta menampik pemikiran saya itu.
         Saya tidak tahu pasti kenapa banyak orang yang memilih saya sebagai partner curhat mereka. Ada yang bilang saya bijaksana, ada yang bilang saya enak diajak bicara, tapi menurut saya itu semua hanya isapan jempol belaka. Ya supaya saya nggak banyak protes ketika mereka mulai bercerita tentang itu ini kepada saya. Saya pun sebenarnya tidak keberatan, karena hobi saya adalah ikut campur dalam kehidupan orang lain. Saya ingin menjadi penting untuk orang lain. Sakit ya saya. Tapi ya gimana lagi, udah terlanjur juga. Hahahahaha.
         Tapi kemudian api cinta adk junior saya ini harus segera ia padamkan sendiri. Hal ini dikarenakan besarnya gengsi mengalahkan basarnya rasa cintanya sendiri. Saya sudah berkali-kali memberikan saran untuk mengutarakan perasaan nya secara langsung, namun ia terus saja menolak saran saya. Sampai pada akhirnya mereka lulus satu persatu dan memulai karier pada perusahaan masing-masing. Saya pun mulai disibukkan dengan pekerjaan saya sehingga tidak mengikuti perkembangan hubungan mereka berdua.
         Saya pun sering kepo postingan mereka di media sosial. Sama sekali tidak ada postingan yang menggambarkan mereka bertemu atau hang out bersama. Memang sih mereka bekerja di kota yang lumayan jauh, namun setiap bulan mereka pasti ke Semarang mengingat komunitas kami memanglah disana. Sampai suatu ketika bertemulah mereka disebuah acara perkawinan teman baik saya yang memang mengharuskan mereka untuk datang. Saya? Oh jangan ditanya, karena pekerjaan dan jarak yang paling jauh diantara semuanya, saya tidak bisa hadir di acara tersebut.
        Usut punya usut, duh mulai lagi rumpinya, walaupun mereka bertemu namun tidak ada komunikasi langsung yang terjadi diantara mereka. Entah apa yang ada dipikiran mereka saat itu, namun junior saya sudah menggadang-gadangkan bahwa dia sudah bisa move on, dan teman saya memang pada dasarnya gengsi berat sehingga tidak mungkin ia akan memulai interaksi terlebih dahulu. Jadilah mereka seperti dua orang anak gadis ala-ala yang memperebutkan laki-laki yang sama. Jika bertemu akan saling memperhatikan namun gengsi untuk menyapa. Mungkin juga dengan dagu yang diangkat sejengkal kali ya. Hahahahha. Pokoknya rame abis kalo dibayangin. Nggak inget jaman kuliah deh, kemana-mana bareng, makan bareng, tidur kadang sebelahan, cerita ngalor ngidul, ehh dalam hitungan jari tiba-tiba mereka seperti dua orang yang tidak saling kenal.
        By the way, saya harus balik kerja. Hahahaha, kasian amat wi-fi kantor malah saya pakai buat ngepost blog. Tapi jangan sedih, yang ini masih ada lanjutannya. Jadi ya terus follow blog saya, masukin saya dalam lingkaran kalian di google plus dan +1 kalo bisa, dishare juga boleh karena semua tulisan saya sudah mendapatkan ijin dari objeknya. Sekian dulu ngomongin cintanya. Garis besarnya adalah, kalian yakin mau curhat dan minta solusi ke saya? Orang kisah cinta saya sendiri aja berantakan and gak jelas gini. Hihihihihi. Sampai ketemu lagi. Tabi'!!

Monday 9 February 2015

Kasih Tak Bertepuk Sebelah Tangan

       Memasuki bulan februari yang penuh kisah klasik mengenai hari kasih sayang dan sebagainya. Bulan yang penuh pro dan kontra karena cuma di bulan ini postingan media sosial mulai sedikit SARA dengan opini masing-masing. Yasudahlah ya, hidup kok dibikin susah, tinggal jalani saja apa yang diyakini kan beres. Jadi keinget lagunya Lorde yang 'Everybody wants to rule the world', kalo dipikir-pikir bener juga ya. Hmmm namanya juga manusia, apa-apa dibikin repot.
        Kalau bicara mengenai kasih sayang tampaknya kisah yag patut saya ceritakan adalah kisah dari teman saya sendiri. Mulai deh ya nyinyir ngomongin orang. Hahahaha. Alkisah dulu sekali waktu saya termehek-mehek sama seseorang, teman saya ini juga termehek-mehek sama orang yang lainnya. Intinya kami tidak termehek-mehek dengan orang yang sama ataupun saling termehek-mehek, Bukan. Karena kami adalah sama-sama lelaki. Dia adalah junior saya dikampus yang lebih mirip sebagai adik bontot yang manjanya nggak ketulungan.
        Dulu dia memiliki semacam perkumpulan unik yang memiliki zodiak yang sama. Saya yang tidak memiliki zodiak yang sama awalnya jarang ikut ataupun diikutkan dalam acara kumpul-kumpul mereka. Tapi karena sosok saya yang tampan, bijaksana, tukang nyinyir, dan tukang dandanin orang jadilah saya sering diikutkan dalam kegiatan mereka. Duh kegiatan, udah kayak ibu2 PKK aja bahasanya. Bukan acara arisan, demo masak, kunjungan ke pabrik, atau seminar cara merawat buah hati. Bukan. Namun kegiatan harian yang simple tapi asyik jika dilakukan bersama. Seperti makan.
        Dari sana lah saya jadi dekat dengan junior saya ini sampai dia sering berkeluh tentang kisah cintanya yang bertepuk sebelah tangan. Sebenarnya saya juga kenal dengan wanita yang menjadi tambatan hatinya, dia junior saya juga dan kami juga sering makan bersama. Seorang wanita berkulit kuning langsat yang pernah saya daulat menjadi model foto produk untuk skripsi saya. Sebenarnya mereka pasangan yang biasa saja, hehe, tapi terkadang ada chemistry yang membuat iri saat mereka bersama.
        Si wanita sebenarnya memiliki masalah tersendiri dengan kata move on. Ia sangat mengagumi mantan kekasihnya dan sedikit berharap untuk kembali. Namun hidup harus terus berjalan, walau sulit tapi ia tetap membuka hati pada semua laki-laki yang coba mendekatinya. Duh bahasa saya udah kayak penulis novel aja ya.
        Nah kalo junior saya yang laki ini kekeuh ngedeketin dari yaa sekitar tahun 2012. Saya inget betul tahun itu karena saya mendamba cinta yang sama tapi dari wanita yang berbeda. Junior saya ini manjadi dekat dengan saya karena yaaa sebut saja senasib. Banyak hal yang ia ceritakan mengenai kisah cintanya, sebagian bahagia dan sebagian yang lain ngenes. Berbanding terbalik dengan saya yang sebagian besar adalah ngenes. Eh ini mau cerita tentang teman saya kok malah saya juga ikut curcol ya. Sorry salah fokus.
        Banyak moment yang menggambarkan kedekatan mereka berdua. Walaupun si wanita masih enggan menerima perasaan junior saya, namun ia juga tidak pernah mengambil jarak cukup jauh dengan junior saya ini. Pada satu kesempatan saya pernah bertanya mengenai karakter yang didambakan si wanita tentang pria idaman nya. Secara fisik junior saya tidak masuk kedalam kriteria tersebut namun jika bicara masalah kesetiaan dan tanggung jawab, junior saya masih punya harapan.
        Tahun 2012 berlalu tanpa ada kepastian cinta, namun junior saya pantang menyerah. Tahun 2013 ia masih berjuang. Mereka sering mengambil kelas yang sama karena memang jurusan dan angkatan mereka sama. Selain itu mereka juga mengikuti organisasi yang sama sehingga bisa dikatakan mereka sering bersama. Pepatah jawa yang mengatakan 'Trisno jalaran seko kulino' atau cinta datang karena terbiasa itu ada benarnya juga. Mereka tidak hanya dekat sebagai seorang teman tapi lebih dari itu. Saya masih ingat bagaimana ekspresi si wanita ketika junior saya membelikannya sepatu dengan warna favoritnya sebagai hadiah ulang tahun. Ekspresi yang tidak saya dapatkan ketika saya memberikan sesuatu kepada wanita yang saya kagumi. Duh, jadi curcol lagi.
        Tahun berganti, demikian juga dengan perasaan. Sampai pada tahun 2014 saya mendapatkan berita dari teman-teman saya di Semarang mengenai kedekatan mereka berdua yang semakin intens. Bahkan tersiar kabar bahwa mereka berdua pacaran. Sebagai biang dari segala issue dan gosip yang menyebar, saya pun tidak mau ketinggalan sehingga saya langsung mengkonfirmasi tentang kebenaran gosip tersebut. Dan benar saja, ketika saya sudah mengibarkan bendera putih pada perjuangan saya, junior saya justru mengibarkan bendera kemenangan. Mereka akhirnya bersama sebagai sepasang kekasih.
        Semua usaha pasti ada hasilnya, tidak ada yang sia-sia. Dalam kasus saya sih sebenarnya hal itu tidak terjadi namun dalam kasus junior saya hal tersebut benar-benar terjadi. Tidak ada yang lebih berkesan dari hidup seorang pria selain berhasil mendapatkan wanitanya. Jadi bisa dikatakan bahwa hidup saya belum begitu berkesan bagi saya sendiri. Nah kok saya lagi, duh. Dan kali ini kedekatan mereka benar-benar membuat iri. Tidak hanya saya yang mengharapkan hal yang sama namun juga para jombloers lain yang hanya bisa nyinyir dari belakang. Kalo yang terakhir tadi saya tidak termasuk.
       Saya ikut bahagia dengan hasil perjuangan junior saya itu. Berita bersatunya hati mereka itu menjadi salah satu berita teratas dalam pencarian moment abadi dalam hidup saya. Hahahaha, berlebihan banget ya. Tapi itulah saya, manusia yang sering dikatain rempong oleh teman sejawat karena memiliki pemikiran yang berbeda. Ya jadi begitulah cerita cinta yang bisa saya share di bulan kasih sayang ini. Untuk kalimat yang terakhir kalo ada yang nggak setuju diem aja, nggak usah banyak komen, ini lho blog pribadi saya jadi ya suka-suka saya mau nulis apa. Baik selamat merayakan tahun baru cina bagi yang merayakan dan selamat menempuh hidup baru bagi yang baru saja menikah. Sekian cuap-cuap saya di awal bulan februari ini. Adios amigos persyempreee. Assalammuallaikum!!

Sunday 25 January 2015

Wedding's Ring

      Selamat pagi bulan Januari dengan sisa-sisa hujan yang labilnya ngalahin emosi anak ABG. Hari ini tepat hari senin 26 Januari 2015. Tepat setahun sejak saya memutuskan untuk hijrah ke Bali dan tepat sehari setelah pernikahan teman baik saya dari SMA sampai Kuliah sampai lulus kuliah sampai kerja dan sampai kapan pun kayaknya. Sebenarnya belum banyak hal yang bisa saya banggakan atas kehijrahan saya di pulau Bali ini. Ya paling nggak saya nggak ngerasa depresi kayak tahun lalu lah ya, yang galau antara mau usaha apa jadi suami janda kaya. Namun kabar buruknya adalah saya jadi merasa terlalu nyaman sebagai pekerja. Kenapa bisa? Karena memang kondisi pekerjaan saat ini bikin PW, rasanya pengen disini selama-lama-lamanya. LAY! Tapi senyaman-nyaman nya saya lebih nyaman lagi kalo ada kamu di sisi saya, kamu, iya kamu, kamu yang brewokan itu. GUBRAK!?
     Ngomong-ngomong tentang brewok, kemarin teman baik saya baru saja menikah dengan kekasihnya yang tidak punya brewok. Sorry kalo intermezo nya agak maksa dikit, eh banyak, Mereka sudah berpacaran dari jaman batu kalau tidak salah, jadi pantas saja jika awal tahun ini mereka memutuskan untuk melepas masa lajangnya. Sedikit sedih sebenarnya karena tidak bisa hadir memeriahkan pernikahan mereka, Padahal saya sudah menyiapkan paling tidak 10 lagu untuk menghibur para tamu. Termasuk diantaranya 2 musikalisasi puisi dan 1 tari persembahan bertajuk ronggeng dusun kawuh. Dih ini nikahan apa perpisahan anak SD ya.
     Jadi pada jaman SMA saya punya sekumpulan teman yang sampe saat ini masih setia berkabar. Dulu kami disatukan karena sama-sama memiliki IQ dibawah rata-rata dengan kelakuan minus serta hobinya bikin malu orang tua. Kami adalah siswa kelas sosial yang menurut pendapat sebagian besar orang memiliki masalah tersendiri. Entah itu di cap nakal, bandel, badung, pemberontak, dan sebagainya. Itulah citra yang orang lain tangkap tentang makhluk-makhluk penghuni kelas sosial seperti kami. Tapi masa depan seseorang tidak bisa ditentukan dari komentar orang lain dong ya.
     Tapi jujur kami beda dari anggapan orang-orang tersebut. Kami walau suka bolos tapi tidak pernah di mata pelajaran yang penting dan riskan. Kami suka cabut dari kelas tapi tidak setiap saat, hanya sebelum bel istirahat berbunyi dan sebelum jam pulang. Kami suka merokok tapi tidak di sembarang tempat, hanya di tempat-tempat tertentu yang jauh dari jangkauan guru. Pokoknya kami masih memiliki jiwa-jiwa patuh pada peraturan selama tidak ketahuan. Tapi itulah yang membuat masa SMA kami cukup berkesan sampai saat ini.
      Sekarang pun demikian, walaupun sudah bekerja dan terpisah jarak dan waktu, kelakuan kami sering minus. Contohnya suka bikin kehebohan di caffe yang kami kunjungi. Itu hal wajar kan ya, saya rasa semua orang juga pasti begitu. Namun karena masalah jarak itu tadi alhasil banyak diantara kami yang tidak dapat hadir pada pernikahan teman baik kami tersebut. Salah satunya adalah saya yang kalo ditanya mengapa saya tidak datang, pasti saya akan menjawab dengan alasan yang berbeda-beda, tergantung siapa yang bertanya. Hehe. Padahal kalo dibandingkan dengan teman saya yang lain, teman saya ini yang paling dekat dengan saya. Alhasil saya mendelegasikan kakak dan ibu saya untuk mewakili saya. Aseek udah kayak rapat OSIS aja, pake delegasi segala.
      Kalo mau di ingat-ingat teman saya ini adalah sosok yang paling cheerful, yah 11 12 lah ya dengan anggota wanita yang lain. Jadi bisa dibayangkan dong bagaimana hebohnya saat mereka semua berkumpul. Dia memiliki semangat yang tinggi, itulah sebabnya dia masih saja bertahan berkarier menjadi supervisi marketing di salah satu bank ternama di Indonesia. Saking semangatnya dia, dulu waktu saya sempat naksir dengan orang, dialah yang memberi saya ide tentang bagaimana cara menembak. Dari diantar membeli kura-kura di pasar hewan sampai mencari bocoran tentang apa saja yang disukai oleh orang yang saya taksir itu. Walaupun hasilnya kandas seperti cerita cinta saya yang lain, tapi effort nya dia patut diberi jempol lah.
     Dia dulu dan sekarang tentunya mengalami banyak sekali perubahan. Selain badannya yang semakin tambun, kulitnya yang semakin bersih, rambutnya yang semakin tertata rapi, ia juga memiliki gaya hidup yang bisa dibilang lebih tinggi. Tapi dia tidak pernah berubah dimata kami, tetaplah seorang teman yang memiliki seribu satu cerita untuk diungkapkan dan memiliki jutaan ekspresi yang tak jarang membuat kami terkekeh. Hal yang sedikit banyak menjadi magnet dan daya tarik tersendiri. Jadi beruntunglah si suami yang mendapatkan teman kami tersebut.
      Kini berkurang sudah satu teman kami yang kalo ngomong panjang banget kayak lintasan kereta api. Semoga setelah menikah ia menjadi istri alim, pendiam, dan kalo tertawa nggak terlalu lebar mulutnya. Hahahaha. Yah walaupun saya berada jauh disini namun saya tetap setia berdoa semoga menjadi keluarga yang bahagia dan sejahtera baik lahir atau pun batin. Mempunyai anak-anak yang sehat dan lucu nantinya, kalo cute ntar boleh-boleh aja dijodohin sama anak saya yang setengah bule. Ngarep polll. Hahahaha. Saya masih terus berangan-angan punya istri kaukasian biar anak-anak saya bisa kece-kece. Kan enak tinggal saya orbitin jadi artis deh gedenya, lumayan hari tua tinggal ongkang-ongkang kaki. Hehe, ekploitasi anak pol, kalo begini tujuannya nggak bakal di ijabah sama tuhan deh kayaknya.
    Oke sekian dulu cuap-cuap nggak penting saya di akhir bulan Januari yang menegangkan ini. Menegangkannya adalah, kira-kira udah dapet bonus kerja belom ya. Hahahaha, parah ih. Maklum lah, sekarang jadi pekerja yang hidupnya ketergantungan sama gaji dan tunjangan. Kasian ya saya. Tapi ya semua butuh proses, berlian aja berasal dari batu yang buluk dulu baru bisa diasah berkali-kali supaya bisa jadi berlian yang indah. Begitu juga manusia, so do the best ajalah kayaknya. Sudah ah, capek saya. Good bye. Tabi'!!