Sunday 23 February 2014

Let It Glow

    Selamat malam saudara-saudara sebangsa dan setanah air. Bagaimana kabar kalian? Always good kan? I hope so karena satu-satunya hal yang nggak baik adalah terlalu banyak mengeluh. Ngapain kamu mengeluh macam-macam. Nikmat tuhan manalagi yang kamu dustakan. Hehe,
    Kabar saya minggu ini juga baik. Saya selalu baik dan bertambah baik setiap minggu nya. Beruntunglah saya dikelilingi orang-orang baik di sekeliling saya. Sehingga saya punya motivasi berlipat-lipat untuk bisa sukses dan membalas budi baik mereka terhadap saya. Karena tanpa mereka saya hanyalah batang lidi yang terjatuh dari seonggok sapu. Hahahaha, ajaib ya perumpaan saya.
    Pergi ke Bali mungkin bagi sebagian besar orang adalah sesuatu yang menyenangkan. Hal ini dikarenakan mindset kita sudah menjudge bahwa Bali adalah kota wisata. Sedikit dari kita yang berpikiran sebaliknya, bahwa Bali adalah kota yang bagus untuk mencari uang. Atau istilah keren nya untuk meniti karier.
    Saya sering nih dapet banyak sekali keluhan tentang susahnya mencari pekerjaan. Tapi realitanya ada banyak sekali kesempatan kerja. Yang susah adalah mencari pekerjaan yang kita inginkan. Dan yang tersusah adalah keluar dari zona kita atau area nyaman kita sendiri. Sedikit dari kita mau pergi keluar dari rumah untuk mencari kehidupan sendiri jauh dari orang tua. Kalaupun ada keinginan itu pasti kita menggunakan seribu satu alasan untuk mematahkan keinginan tersebut. Salah satunya karena orang tua tidak mengizinkan. Yakan? Yakan? Stop mencari alasan untuk melindungi dirimu sendiri.
     Hal kedua yang sangat mempengaruhi keputusan kita adalah komunitas. Kita tidak bisa jauh dari komunitas yang selalu menceriakan hari-hari kita atau weekend kita. Keluarga kedua kita yang tahu seluk beluk diri kita dan menghantui semua aplikasi sosial media kita. Kita merasa akan sangat membosankan jika kita pindah ke tempat yang baru dan kehilangan mereka semua. Kenyataan nya memang itulah yang saya rasakan. Tapi toh kita masih bisa hidup dengan tinggal jauh dari mereka. Dan saya yakin mereka pasti juga akan bahagia jika melihat kesuksesan temannya. Dan semoga aja mereka tidak akan mencibir jika temannya sampai gagal diperantauan. Amien.
     Sebenarnya banyak hal yang ingin saya sampaikan tentang ilmu kehidupan yang saya dapatkan disini. Banyak hal juga yang membuat saya terkekeh ketika mengingat alasan sebenarnya kepergian saya kesini. Ternyata banyak hal baru yang bisa saya pelajari disini. Kalau teman saya bilang, saya adalah orang yang unik. Jika orang lain bosan jadi pegawai, maka saya adalah orang yang bosan jadi pengusaha. Tapi hidup adalah sebuah proses, dan untuk mencapai cita-cita yang lebih tinggi maka harus ada proses yang lebih menantang. Menjadi seorang pegawai bukanlah sebuah goal tapi ini adalah proses. Optimis saja jika semua akan indah pada waktunya. Sekarang kita nanem, sudah pasti kita akan panen. Asal hama wereng tidak lagi menyerang desa sukamajumundur.
      Hari ini saya menghbiskan waktu saya di Pantai Sanur yang tenang. Beda dengan Kuta yang kacau, macet, ramai, dan sebagainya. Sanur lebih damai dan romantis. Namun sayangnya saya jomblo. Saya ditemani oleh seorang kawan lama saya sewaktu SMP dulu. Dia orang yang awet tua, dari SMP sampe sekarang dia ya gitu-gitu aja. Nggak banyak berubah. Paling yang berubah hanyalah pemikirannya yang tentu jauh lebih dewasa. Dia cewek yang lebih tomboy daripada saya. Mengapa bisa begitu? Saya juga tidak tahu. Cara ngomong ceplas-ceplos adalah karakter dia.
      Dulu sekali waktu kami masih SMP dia pernah saya comblangin dengan sepupu saya. Kalau diingat-ingat saya dulu hobi banget nyomblang-nyomblangin orang. Pantes aja kehidupan cinta saya saat ini nggak berjalan dengan baik. Lanjut cerita mereka akhirnya jadian, tapi sayangnya temen saya ini harus pindah ke Mataram sehingga kisah cinta mereka harus berakhir bukan di Januari.
      Usut punya usut ternyata kisah cinta mereka bersambung kayak cinta fitri gitu deh. Tapi ini bedanya sosok Oma masih hidup dan menghantui kisah cinta mereka berdua. Apaan sih!! Lucu aja ngedengernya ketika ternyata mereka berdua sekarang diumur sekian kambali bersama. Masih belum berstatus pacar sih. Tapi sepupu saya adalah orang yang serius dan memegang komitmen jadi tinggal nunggu respon temen saya aja nih.
      Mungkin kalo mereka berdua bener-bener bersama saya bisa buka biro jodoh deh. Astaghfirullah, saya khilaf. Nyari pasangan buat diri sendiri aja kesusahan, berlagak mau jadohin orang. Sorry-sorry.
      Intinya apapun yang kita lakukan kita harus fokus dan tahu dengan pasti apa yang kita inginkan. Because Let It Flow udah oldskull. Sekarang jamannya buat wishlist dan targeting, kemudian capailah satu per satu keinginan itu. Perlu dicatat, semakin tinggi keinginan itu maka semakin berat proses yang harus dialami. Belajarlah dari para chinese yang ulet dan pantang menyerah. Kalo masih mau ras kita dihargai di ibu pertiwi, bukan hanya menjadi jongos, buktikan dong! Oke sekian reportase dari tanah dewata. Maaf kalo saya sok tahu, sok dewasa, sokterapi, atau sok beker. Saya cuma sharing, kalo nggak suka unfriend aja (Jadi keinget kata-kata ini sering muncul di sosial media deh, oleh temen saya sendiri lagi) hahaha. Tabi'! Suksme! Om shanti shanti om.

Saturday 15 February 2014

Ala-Ala (Tanpa El dan Doel)

     Thanks god its saturday!!  Mungkin rangkaian kata ini terdengar aneh ditelinga. Tapi itulah yang saya rasakan saat ini. Saya seperti kembali ke masa sekolah namun dengan jam belajar yang lebih panjang. Tidak pernah sebelumnya terbesit dalam kepala saya akan bekerja di bidang cetak mencetak. Mungkin inilah hal wajar yang dirasakan para desainer grafis seperti saya. Salah masuk kamar.
     Banyak hal yang wajib dipelajari oleh seorang desainer grafis. Bukan hanya mendesain sebuah grafis seperti namanya, namun juga teknik menelejawantahkan desain tersebut kedalam sebuah media. Para desainer grafis yang masuk kedalam sebuah agency advertising bisa dikatakan sudah sesuai kamarnya. Namun yang terjebak masuk kedalam usaha jasa percetakan berkedok advertising macam saya bisa dikatakan salah masuk kamar.
     Contoh nya, ketika kita menjumpai client pada agency advertising (sesungguhnya), client akan meminta dibuatkan sebuah promosi dengan budget tertentu. Disanalah kerja seorang desainer untuk menentukan konsep, media, sampai desainnya. Namun pada agency advertising (ala-ala) kita mendapat email dari client, buat flyer, booklet, spanduk, neonbox, dan lain-lain yang sudah ada desain nya. Nah kita tinggal ngelay-out terus diproduksi sesuai perintah client. Itulah kenapa saya bilang saya salah kamar.
     Tapi setiap hal yang buruk pasti ada sisi baiknya. Maklum orang jawa, udah sugesti mikir kayak gitu. Orang kecopetan apa tabrakan aja masih ada untungnya. Untung STNK nggak di dompet, untung kepalanya nggak kebentur aspal. Padahal posisi udah kena musibah. Hehe. Tapi itulah. Karena bekerja di agency advertising ala-ala ini saya bisa mengasah kemampuan ngelay-out saya yang masih payah rupanya. Ngelay-out beda sama ngedesain loh ya. Ngelayout itu cuma ngatur file biar bisa gampang di produksi, nggak makan bahan banyak, dan memudahkan tukang finishing motong atau ngejilid hasil cetakan.
      Oh iya, satu lagi mamen, saya jadi bisa ngutak-atik mesin cetak, mesin potong, mesin laminasi. Entah ini kemajuan apa justru kemunduran. Tapi kalo masalah mental saya jauh lebih matang. Usahakan di awal karier kita harus dapet bos yang tukang ngomel. Supaya kedepannya kita bisa lebih santai menghadapi para bos-bos kita yang pastinya nggak kalah nge bete in nya. Alah paling kalo kalian jadi bos, kalian juga bakal nge bete in kayak bos-bos pada umumnya. Karena mungkin itu salah satu kunci sukses menjadi bos. Asal nggak seenaknya aja njatuhin harga diri karyawan di depan client. Sorry yang barusan sedikit curhat.
       Ya itu aja sih yang mau saya sampaikan. Di dunia desainer mah nggak betah kerja disatu tempat itu uda biasa terjadi. Saya sering ngelamar di perusahaan A B C D dan saingan saya adalah para om-om desainer. Yang penting jangan pernah puas sama apa yang didapetin. Kita hidup di dunia kreatif, dan sayangnya jaman semakin canggih sehingga lukisan manual tangan kamu harganya bakal kalah sama wallpaper bahan sticker yang gambarnya hasil download di google. Jadi ya terus belajar. Karena udah jadi takdir kita sebagai manusia untuk belajar. Sering-sering travelling supaya perustakaan visual kita juga terus bertambah.
        Dan ingat pesan ibu peri, jangan terlalu nyaman pada suatu kondisi. Karena justru rasa nyaman itulah yang membuat kita berhenti berkembang. Bukan karena nggak pernah dipupuk atau nggak pernah disiram loh ya. hehe.Yaudah deh, sekian dulu tulisan sok tau saya ini. Semoga kalian tak bosan membacanya serta tidak melaporkan tulisan saya sebagai tulisan asusila karena saya nulisnya dengan bertelanjang. Mari ki di'!!

Sunday 9 February 2014

#1 Week in Bali

   Hai selamat malam semua. Sugeng ndalu. Sugeng rawuh. Sugeng tanggap warso. Sugeng apa ajalah. Lama juga nih saya nggak cuap-cuap di blog saya. Blog nyampah yang isinya pergunjingan dan perdebatan panjang di dunia saya sendiri. Yah itung-itung mengurangi beban pikiran saya lah mengenai orang-orang di sekitar saya yang notabene nya nyentrik-nyentrik
   Ngomong-ngomong masalah orang-orang disekitar saya jadi rindu sama mereka. Hari ini udah genap 8 hari saya menetap di pulau dewata Bali. Sedikit mendadak memang karena saya tipe pengambil keputusan yang spontan. Jadi ya kesempatan untuk bekerja di Bali tidak mungkin saya tangkis begitu saja. Apalagi saya memang sudah kebelet merantau. Entah kemana juga bakal saya jabani. Bukan karena saya identik dengan jamban loh ya. Karena sudah tertanam dalam otak saya bahwa hidup itu singkat, dan akan lebih singkat lagi jika kita tidak mencoba keluar dari zona nyaman.
   Tapi ya itu tadi, banyak yang harus kita tinggalkan. Yang pertama adalah bantuan. Baik itu bantuan finansial dari keluarga, maupun bantuan-bantuan kecil dari teman-teman. Seperti nganter pergi ke tempat A, B, C, D. Bantuin dengerin keluh kesah kita tentang masalah cinta-cinta an atau masalah keluarga. Maupun bantuan nalangi duit jajan kalo kebetulan kantong lagi kempes.
    Saya percaya dibalik hal yang buruk pasti ada hal yang baik. Selalu. Jangan pernah ragu akan hal itu. Nah saya sekarang disini, nongkrong dikosan 3 meter x 3 meter untuk menjadi lebih yakin akan kepercayaan saya itu. Sehingga kehilangan komunitas yang kita cintai. Jauh dari keluarga. Atau jauh dari cinta juga bukan hal yang perlu ditangisi 3 hari 3 malam. Karena prinsipnya kita sama-sama masih ada di dunia. Lain ceritanya kalo ternyata saya adalah manusia istimewa yang hanya ada satu di dunia. Kemudian ketika dunia semakin porak poranda karena kondisi alam yang memburuk saya diterbangkan ke planet mars untuk memulai kehidupan baru disana. hehe. Kayal banget.
     Tapi tenang saja. Saya tidak pernah lupa akan kata-kata saya terhadap teman-teman saya. Jangan pernah terlalu nyaman pada satu kondisi. Karena itu, baru seminggu saya bekerja saya sudah menyiapkan rencana lain untuk mengembangkan kemampuan pribadi saya. Karena sebagai manusia kita punya sifat tamak. Tapi tamak untuk mengembangkan kemampuan dan belajar hal-hal baru saya rasa adalah sesuatu yang positif.
      Yah kita lihat saja sejauh mana saya bisa bertahan di kota perantauan ini. Lalu apa saja yang akan saya dapatkan. Kita bertemu lagi di post berikutnya. Pamit rumiyin mas-mas mbak-mbak, mangewu mangewu, sing penting trimo enak.tabi'.