Wednesday 13 November 2013

Ekosistem Pertemanan

      Hai selamat malam dan selamat menikmati bulan november. dimana hujan lebih sering turun dengan deras ditemenin sama petir yang nggak nyante. yah, tipikal akhir tahun lah ya. musim hujan. tegarkan diri kalian masing-masing dengan berita banjir di berbagai daerah yang akan menjajah isi berita. yah nggak papa lah, daripada harus mengkonsumsi berita si aryes wigunes yang notabene nya produk acara infotaiment tapi eksis di beberapa program berita.
      Sudah lumayan lama nih saya nggak nge-blog. blog terakhir ya cerita saya tentang perjalanan ke Jakarta. setelah itu saya agak disibukkan dengan pengerjaan skripsi teman saya. temen saya yang skripsi tapi saya yang sibuk. yah namanya juga teman. saya kan orangnya sungkan menolak. sungkan menolak dan pintar mengintimidasi. tipikal orang gemini.hehe
     Jadi ceritanya teman saya itu melanjutkan studi yang sama dengan saya. awalnya sih dia udah masuk di fakultas ekonomi di kampus biru, kampus yang sama dengan saya. tapi kemudian dia banting setir dan masuk ke jurusan desain walau dia tidak memiliki bakat seni. mungkin dia tipe pemikir praktis yang berpendapat bahwa seni bisa tumbuh seiring berjalannya waktu.
     Singkat cerita walau kami teman yang akrab sewaktu di SMA tapi kami jarang mengambil kelas yang sama di universitas. saya lebih senang merencanakan kelas yang sama dengan beberapa teman satu jurusan dan sepertinya dia lebih senang mengambil kelas yang sesuai dengan jam kuliah kekasihnya yang berada di kampus berbeda. padahal kalau menurut saya salah satu faktor penentu kelulusan di universitas ya ekosisistem pertemanan yang kita bangun dari awal masuk universitas. jadi ya sebenarnya cepat atau lambatnya kelulusan kita tergantung dari bagaimana kita memanage kehidupan kita sendiri di kampus.
      Ada nih teman saya yang notabene nya tidak terlalu pintar dalam bidang akademik. tapi ia bisa lulus tepat waktu dengan IPK diatas tiga. kalo kata dia resepnya ya satu, carilah teman yang memberikan energi positif. bukan berarti harus nge-gank dan selalu kumpul dengan para kutu buku dan manusia cupu di kampus. tapi jalinlah hubungan yang baik dengan mereka. simbiosis mutualisme gitulah. kalo mereka butuh bantuan ya kita siap membantu dan begitupun sebaliknya. selain itu jangan anggap dia tidak ada. dengan komunikasi yang baik bisa loh menjalin sebuah ikatan pertemanan dengan mereka. pasti deh mereka akan merasa bahagia. Mahasiswa tipe ini umumnya mudah merasa berhutang budi karena terkadang mereka merasa kesepian. sok tau deh gue.
     Berikutnya yang patut dilaksanakan adalah menjalin hubungan yang hangat dengan kakak angkatan. fungsinya apa? ya fungsinya supaya kita bisa tau lebih dalem tentang sifat berbagai dosen yang ajaib, bisa tau kiat-kiat mendapatkan nilai A, atau arsip tugas mereka yang terdahulu. kan lumayan tuh kalo dapet arsip skripsi mereka sekalian. bisa nyontek konsep penulisannya atau tinjauan teorinya sekalian. kalau di kampus saya sih nggak begitu diperhatiin soalnya. yang penting lulus. hehe
     Nah kalo sudah bisa ngelaksanain dua hal itu dijamin deh tingkat kelancaran menuju wisuda bakal bertambah 70%. Lalu sisanya apa? sisanya ya manage rencana dan ambisi kamu selama kuliah. kalo cuma biar dapet gelar sarjana mah sekarang tinggal bayar aja udah bisa dapet ijazah sarjana. atau mau mengangkat ekonomi keluarga? banyak loh pengusaha yang hanya bermodalkan ijazah SMA, SMP, bahkan putus sekolah tapi punya penghasilan sebesar pejabat teras kantor-kantor PNS.
     Tapi punya rencana masa depan bukan berarti kamu aman dari masalah loh ya. contohnya saya, beberapa hari lalu saya sempet nih di SMS sama ayah saya. saya dibilang kurang agresif dalam menggapai masa depan. dikiranya saya cuma bisa buat kopi di pagi buta, ngacir ke teras rumah, dan menghisap rokok. rupanya beliau kurang mengenal anaknya dengan baik. maklumlah beliau pegawai yang lebih banyak menghabiskan waktunya di kantor daripada di rumah.
     Ini dia yang terkadang membuat kita sebagai manusia di korupsi hak asasi nya. ujung-ujungnya kita akan dipaksa untuk bekerja di tempat yang tidak kita inginkan. aman secara finansial bukan berarti kita bisa hidup bahagia kan. lebih baik ya aman secara finansial tapi kita tetap bisa menikmati hidup kita sebagai manusia, bukan sebagai pemburu harta. oke, mungkin segitu dulu aja ya omongan ngelanturnya. tetap berkarya dan jangan kebanyakan nonton TV kecuali TV kabel. hehehe. tabik!!
   
   

No comments:

Post a Comment