Friday 24 May 2013

Manual Book Hidup Bahagia

selamat siang dan saya habis makan chicken steak jadi-jadian. yah nyoba-nyoba buat steak sendirilah, mumpung ada dada ayam nganggur dikulkas. kenapa yang nganggur dada ayam ya, nggak dada yang lain. hah lupakanlah.
saya termasuk tipikal orang yang doyan masak, saya nggak jago masak, tapi doyan aja, jadi masalah rasa ya nomer kesekianlah. saya pernah juga kerja di sebuah kedai steak berinisial OKANE. yah walau cuma sebulanan tapi lumayanlah menambah pengetahuan saya dibidang kuliner.
nah awalnya saya kerja disana itu gara-gara saya sering mengundang temen-temen ngerjain tugas dirumah saya. bukan ngundang sih tepatnya, tapi giliran aja, kadang di rumah saya kadang juga dirumah temen saya yang tempatnya amat jauh menghias angkasa gitulah. karena saya waktu itu tinggal sendirian jadilah saya harus mengurusi masalah konsumsi juga. bisa gawat kalo nggak ada kudapan yang disediakan di meja. bisa-bisa mereka mencemil diri mereka masing-masing dan berujung pada kanibalisme. saya nggak mau dong hal itu terjadi di rumah kontrakan saya yang udah penuh dosa. ntar malah ngalah-ngalahin Las Vegas dong, the city of sin.
kebanyakan kudapan yang saya hidangkan ke mereka ya buatan saya sendiri. entah itu berbagai jenis gorengan, atau mie instan sampe kopi dan teh. catatan kaki : semua itu gratis. tapi beruntung juga saya punya teman seperti mereka, yang sukarela memakan apa saja yang saya buat tanpa memikirkan nasib mereka kedepannya.
gara-gara kebiasan masak-masak itulah kemudian salah satu temen saya yang orangnya mesum sedunia nyata dan dunia maya nawarin saya kerja ditempatnya. yah, saya terima-terima ajalah, tau sendiri prinsip hidup saya, asal bisa aja udah. lagipula waktu itu saya hanya dibebani dengan pengerjaan skripsi aja.
ternyata prinsip hidup saya yang asal bisa itu nggak selamanya berbuah manis. pada dasarnya kedua orang tua saya nggak meng acc pekerjaan saya di kitchen salah satu kedai steak baru berinisial OKANE itu tadi. padahal saya oke-oke aja, tuhan aja oke-oke aja saya kerja disitu. suerrr. orang kerjaan itu adalah hasil dari do'a saya sama tuhan.
ya awalnya saya sok tegar dan berkepala keras aja,eee keras kepala gitulah. tapi kemudian kakak saya yang perempuan yang tau-tau hamil itu mengalami pendarahan. emmm seisi jagat raya heboh dibuatnya. saya diiming-imingi buat berhenti dari kedai itu. emang dasarnya omongan dari mana-mana udah nggak enak didenger sih, apalagi dari kedua orang tua saya. hmmmm, pokoknya super bubur kalah nggak enaknya sama omongan mereka.
akhirnya saya nyerah juga dan melepas salah satu hobi saya itu. entah kapan saya bisa kerja di tempat seperti itu lagi. mugkin dikehidupan mendatang ketika saya bereinkarnasi menjadi charlie caplin.
semakin kesini bukannya semakin bebas kehidupan saya, tapi justru malah semakin dikekang. istilahnya selama kuliah saya bebas melakukan kegiatan yang saya suka tapi ketika sudah lulus saya kembali seperti anak SMP. bahkan pekerjaan pun harus mereka yang mencarikan.
saya menolak adanya alasan keinginan orang tua itu 'sebenarnya' baik. baik menurut mereka belum tentu baik menurut orang lain. bahkan saya tidak mau memandang kehidupan saya dari kacamata orang lain. karena ini lah anugerah yang diberikan tuhan yang hanya diberikan sekali. saya tidak mau merusak hidup saya dengan melepaskan waktu yang begitu berharga hanya untuk kegiatan yang tidak saya suka. dan bekerja dikantor orang lain dari jam 8 sampai jam 5 adalah kegiatan yang tidak saya suka.
tapi memang sulit mengatakan hal ini kepada orang tua kita. karena itu tadi, mereka merasa pernah berumur 20an tapi kita tidak pernah berumur 50an. sehingga mereka seperti memiliki manual book untuk menjalani hidup dengan bahagia 'menurut mereka'.
saran saya bagi diri saya sendiri sih, buktikan aja sih kalau saya bisa hidup nyaman dengan melakukan apa yang saya sukai dengan tetap menganut prinsip bisnis, ekonomi, dan desain. melakukan yang saya sukai disini bukan berarti minum-minuman beralkohol setiap hari, nge-ganja setiap sehabis makan, atau mengakhiri minggu di lokalisasi loh ya. tapi tetap bekerja dan menghasilkan uang sesuai dengan gairah bekerja saya.
kalau suatu saat nanti saya sudah 50an tahun saya mau tulis aja itu manual book tentang hidup bahagia dalam satu kalimat. Lakukan yang ingin kamu lakukan. selese deh. iya aja kalo 30 tahun mendatang anak-anak Indonesia masih paham bahasa indonesia.hahahaha

No comments:

Post a Comment