Monday 1 September 2014

Khoayer Tim

       Hai, selamat memasuki bulan September teman-temin pembaca setia blog nggak berbobot ini. Bulan yang menurut lagunya sih bakalan ceria. Ya, semoga saja. Seceria senyum anak-anak tim choir saya yang tempo hari sempat berkunjung ke Bali untuk mengikuti lomba tingkat internasional.
       Canggih memang jika kita sudah kelewat tua untuk melihat perkembangan organisasi yang pernah kita ikuti bertransformasi menjadi jauh lebih baik. Disaat dulu tim choir kami hanya sebatas menjadi tim paduan suara pengisi wisuda yang tidak diperhitungkan. Disaat dulu banyak teman kampus yang bertanya apakah kepanjangan dari PSM (Paduan Suara Mahasiswa), saking tidak terkenalnya UKM paduan suara kami bahkan bagi mahasiswa lain yang notabene nya masih satu kampus. Miris memang, namun itulah hidup, sebagai manusia kita hanya bisa berusaha dan tidak mudah puas. Sehingga sekarang, ketika saya mendengar lantunan lagu yang mereka nyanyikan di panggung internasional, hanya ada titik air yang berusaha jatuh dari kedua mata.
       Terdengar berlebihan, tapi itulah yang saya rasakan. Bahkan perasaan merinding dan rindu langsung menyeruak ketika pertama kali sekali saya tidak berada di barisan paduan suara waktu wisuda karena saya berada di barisan kursi wisudawan. Mendengarkan mereka menyanyikan lagu wisuda dan lagu hiburan membuat saya ingin kembali lagi ke bangku perkuliahan dan berdiri serta bernyanyi bersama mereka. Namun itulah hidup, ada pertemuan dan ada perpisahan.
       Pada september tahun lalu saya sempat membuat post bertajuk 'Sang Primadona' dan bercerita mengenai keikutsertaan tim choir saya pada lomba tingkat nasional di Jakarta. Jika waktu itu kami mendapat Gold Medal, namun kali ini kami hanya mengantongi Silver Medal. Namun sekali lagi itulah perjuangan, banyak hal yang harus lebih dijadikan intropeksi daripada hanya sekedar kecewa dengan keputusan juri. Silver medal pun tidak jadi masalah karena perjuangan dan kebersamaan merekalah yang paling penting dari hanya sekedar medali.
       Hal kedua yang membuat saya sangat bahagia adalah mereka hadir. Ya mereka tim choir yang mewarnai hidup saya sampai sering menjadi objek tulisan di blog saya, semua hadir kesini, ke tempat saya sekarang, pulau Bali. Setelah puas dikunjungi oleh teman-teman SMA saya, kini giliran saya melepas rindu dengan tim choir saya. Orang-orang unik yang membuat keberadaan saya sangat berarti. Membuat hidup saya menjadi lebih hidup. Mereka yang saya sayangi dan juga (saya harap) menyayangi saya. Amien.
       Memang tuhan maha segalanya. Disaat saya tidak bisa pulang ke Semarang dan menemui mereka satu persatu, mereka malah datang ke kota tempat tinggal saya, bergantian, yang membuat perasaan kesepian saya sekejap langsung hilang.
      Hal ketiga yang sebenarnya membuat saya lebih merasa gelisah daripada senang adalah, sebuah pertemuan dengan pujaan hati saya. Seorang wanita yang saya kagumi sejak tahun 2012, ketika saya dan tim choir saya mengikuti lomba paduan suara di kota asal kami, Semarang. Bertemu dengannya yang memiliki banyak pemuja rahasia lain selain saya. Bahkan saya sempat jalan berdua dengannya di malam minggu yang dingin di kota Denpasar. Sebuah dream come true yang daridulu sebenarnya saya tunggu-tunggu. Pergi berdua dengannya hanya untuk sekedar menikmati makan malam bersama dan bercerita macam-macam. Tanpa ada maksud ingin menyatakan cinta atau berlutut dengan satu kaki untuk mengajak menikah. Sebuah hal yang sederhana namun tidak pernah bisa terlaksana waktu kami berada di kota Semarang.
     Disanalah hidup saya. Organisasi paduan suara. Dimana saya menemukan teman, sahabat, keluarga, serta cinta. Dimana saya bisa bertingkah seenaknya tanpa harus menjaga sikap atau menjaga image. Melakukan berbagai hal gila bersama. Membuat video gila atau mengikat teman yang berulang tahun kemudian melemparinya dengan tepung, telur, dan air bekas cuci piring kucingan depan kampus. Namun sekali lagi hidup adalah sebuah rel dan kita adalah kereta yang terus melaju. Tim choir saya hanyalah salah satu stasiun yang pernah saya lalui. Sekarang saya dalam perjalanan menuju stasiun berikutnya. Namun hal yang paling indah dari kenangan adalah sebuah kenyataan dimana kita tidak pernah dapat mengulangnya kembali.
    Sekian cuap-cuap saya, masih dari pulau Bali yang dilanda musim angin. Semoga bulan september kalian ceria seperti lagu September Ceria. Sampai jumpa lain kesempatan. Tabi'!!

2 comments:

  1. hahahaha
    aku tahu itu siapaa
    cieee mz ijull
    miss you mz jul, baek baek disana yak!, sayang sekali kmrn gag bisa cuti dan ikut mereka ke bali huhuhu

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahaha,semua objek yang aku ceritakan nyata dan mudah sekali ditebak nampaknya
      miss you too dev,sukses juga di ibu kota yaaa. . .ibukota jateng :D

      Delete