Friday 5 December 2014

Cheese Cake

      Hai selamat datang bulan Desember alias gede-gedene sumber. Dimana hujan hampir setiap hari turun di penjuru tanah air. Asyik bahasa saya udah kayak pembawa acara berita aja. Bulan Desember kali ini Bali juga nggak mau ketinggalan nge-hits hujannya sama daerah-daerah lain. Kalo minggu lalu hujannya masih irit-irit dan cenderung panas cuacanya, minggu ini hujannya udah mulai gede-gede kayak batu cincin. Ya tepat sepulangnya saya dari Semarang. Jadi Di Semarang udah ujan dari kapan taun, di Bali masih newbie gitu ujan nya.
      Bulan Desember menjadi bulan yang menegangkan kalau menurut saya. Kenapa demikian, hal ini dikarenakan pada bulan ini setiap orang pasti sudah memiliki ancang-ancang untuk improvement di tahun berikutnya, termasuk saya. Sisi menegangkannya adalah, bulan ini semacam menjadi bulan intropeksi dimana kita akan mengkoreksi segala rencana kita di tahun lalu. Apakah sudah terwujud semua atau bahkan nihil, hanya berupa isapan jempol dan angin lalu.
      Bulan yang berada di penghujung tahun ini sudah seperti cheesecake yang tinggal potongan terakhir. Antara sayang dan ketagihan ketika mau ngehabisin. Udah harganya mahal, kecil pula, dan jadinya ya nggak kerasa tahu-tahu udah mau habis aja. Duileh yang biasanya makan bekel lauk mendoan aja pake ngomongin cheesecake segala.
      Tapi ini serius, bulan ini tuh berasa seperti titik puncak akhir tahun. Penyesalan bakal tumbuh jadi satu deh di bulan ini. Terutama kalau target tahun ini sampai tidak terwujud. Alhasil mencoba ikhlas dan mengulanginya di tahun berikutnya. Tapi ya sampai kapan begitu terus, keburu kiamat. Tapi itu dia enaknya merasakan kehidupan. Toko aja punya target sales perhari, masa kita let it flow aja tanpa embel-embel target dalam hidup kita. Tapi ya balik lagi sih sama prinsip masing-masing orang.
      Kira-kira minggu lalu saya sempat pulang ke Semarang. Kota asal saya dimana saya merasakan hidup disana. Banyak cerita yang saya dapatkan namun yang paling berkesan adalah ketika saya secara kebetulan datang ke acara mantan organisasi saya di universitas yaitu paduan suara. Sebenarnya tidak pernah terbesit dibenak saya untuk datang ke acara tersebut karena yang ada dalam otak saya hanyalah family time. Saya pulang karena rindu keluarga. Namun ternyata tuhan berkata lain, saya seperti dipertemukan dengan berbagai kebetulan sehingga saya bisa datang ke acara tersebut.
       Seperti yang pernah saya bicarakan bahwa organisasi ini adalah bagian dari hidup saya. Pun orang-orang yang ada di dalamnya. Disanalah saya merasakan bahwa hidup adalah sesuatu yang bisa kita jalani dengan baik asalkan kita tahu apa yang kita inginkan dan kita butuhkan. Bukan seperti cewek-cewek ABG yang kalo ditanyain mau kemana jawabnya terserah, mau makan apa jawabnya terserah, kayak nggak ngerti gitu maunya apa. Kalo kita ngerti apa yang kita inginkan sudah pasti kita akan cari cara untuk mewujudkannya. Seperti saya yang merasa keluarga bukanlah sepenuhnya hidup saya sehingga saya ingin menggunakan waktu yang saya punya untuk orang-orang yang ada dihidup saya termasuk orang-orang dalam organisasi ini. Dari keinginan itu akhirnya munculah jalan sehingga saya bisa menemui mereka satu persatu dan memberikan kontribusi kecil pada organisasi paduan suara tersebut.
        Dunia kerja dan pergaulan yang jelas berubah tidak menyurutkan niat kami untuk bertemu. Karena dimanapun tempatnya yang penting adalah manusianya. Saya yakin akan hal tersebut karena saya merasakannya. Pergi ke sebuah caffe akan berbeda rasanya ketika kita datang sendiri, bersama pacar, bersama keluarga, dan bersama teman. Walaupun di satu caffe yang sama. Bersama teman pun bisa berbeda suasananya ketika kita pergi dengan 2 rombongan yang berbeda. Karena tidak semua orang bisa menerima karakter asli yang kita miliki. Sangat sulit menunjukan karakter asli ketika kita bertemu orang-orang baru sehingga pilihannya adalah kita menjadi orang seperti yang mereka duga atau mengikuti ekspektasi mereka tentang bagaimana diri kita. Perlu berbagai moment dan waktu yang tidak sedikit sehingga kita bisa menunjukan taring dan borok kita terhadap seseorang. Dan teman-teman paduan suara saya sudah mengenal bagaimana saya dengan segala kejelekan dan kekurangan saya namun tidak pernah mempermasalahkannya.
         Saya cukup terharu juga ketika di setiap tahun ketika saya memberikan refleksi tentang pertemanan itu sendiri, saya bisa membuat teman-teman saya terharu. Karena sebenarnya yang membentuk karakter dan pribadi kita bukanlah orang tua, bukan juga guru, namun teman. Jadi sebenarnya kita saling mempengaruhi. Namun itulah hidup, tidak semua orang bisa mengerti dan menerima diri kita apa adanya. Kalo saya cuekin aja udah, toh juga saya tidak begitu peduli dengan pandangan orang lain.
         Berbicara mengenai masalah pencapaian, justru saya merasa belum puas dengan apa yang saya dapatkan sekarang. Bersyukur bukan berarti puas dengan yang kita dapatkan. Sehingga dari sekarang saya sudah asyik menyusun rencana untuk tahun depan. Atau istilah kece nya saya sudah menabung untuk membeli cheese cake yang lebih enak. Jadi ya walaupun porsi nya tetep kecil, karena kalau kebanyakan eneg juga ya, tapi rasanya lezis abis sehingga terkenang di udara. Tapi entah juga, bisa jadi ntar persediaan cheese cake yang lebih enak itu habis trus cuma kedapetan croissant tawar. Ya pokoknya berdoa dan berusaha sajalah supaya dapat yang terbaik. Karena kata dosen saya otak manusia itu sesungguhnya memiliki daya yang besar untuk mempengaruhi alam semesta. Contohnya, kalau dari rumah kita yakin sepanjang perjalanan akan dapat lampu hijau terus di setiap traffic light pasti hal itu akan terjadi. Ya semacam sugesti, saya pernah mengalaminya, dan iya memang benar, Tapi memang dasar manusia pasti memiliki keragu-raguan dan rasa takut sehingga hal tersebut bisa melunturkan keoptimisan kita.
          Ya sudahlah, sekian dahulu, aseeek dahulu coy bahasanya, saya akan lanjutkan menikmati penghujung tahun yang nampaknya bakal sibuk dengan kerjaan dan target sales yang puluhan milyar itu. Terimakasih. Tabi'.
   

No comments:

Post a Comment