Thursday 1 May 2014

Asal Kangen

     Eh sudah masuk bulan mei ma sis and ma bro. Selamat malam semua pembaca yang setia, bukan setia sama tulisan saya, tapi lebih ke setia pada kesendiriannya masing-masing. Hedeuh. Sama lah kayak saya. Hehe. Masih dari sudut kamar kos di selatan kota Denpasar. Saya masih konsisten berbagi pengalaman kepada kalian semua. Yaa pengalaman siapa saja. Lebih banyaknya sih pengalaman orang lain. Ini bukan ngomongin orang. No no no, namun lebih kepada mengkaji dan menelaah apa-apa saja yang terjadi pada mereka dan bagaimana cara mereka menghadapinya. Yaah walaupun dengan bahasa yang sedikit rumpi tapi ini tetap bukan ngomongin orang.
     Sudah genap 3 bulan saya berada di perantauan. Perasaannya ya berkecamuk. Asseek bahasanya. Berkecamuknya antara bahagia bisa hidup mandiri yang bener-bener mandiri (walau kadang nelpon temen buat ngutang) dan sedih juga hidup dalam kesendirian. Idiiih, bahasa saya mellow abis gara-gara kesepian. Benar juga apa temen saya bilang tentang alasan saya menghubungi dirinya. Lantaran kesepian. Tapi kadang kesepian dan kehilangan sangat teramat sulit dibedakan lho.
     Selain bahagia dan sedih kadang saya juga suka asal kangen. Asal kangen itu bukan sebuah program TV yang menyajikan sejarah akan suatu hal loh ya (itu asal usul kali bang). Asal kangen adalah perasaan kangen yang asal. Contohnya, kangen makan pempek di depan kampus sambil merhatiin cewek-cewek berkeliaran dengan berbagai dandanan. Kangen jalan-jalan pake tote bag tanpa adanya pemikiran dari orang-orang bahwa kamu adalah gay karena make tas begituan.
      Berada jauh dari semua hal membuat saya benar-benar menghargai semua hal yang ada. Sekecil apa pun itu. Terutama saat menjemput temen yang kebetulan satu kos sama gebetan kita lalu secara tidak sengaja bertemu dengannya dan mendapat senyuman manisnya. Itu berharga sekali bahkan sangat berharga untuk sekedar menjadi kenangan. Aih mampus, kayaknya saya kena SPG alias Syndrom Pemuda Galau. Jadi harap dimaklumi aja kalo kadang kata-kata saya terkesan risau. Nahkan. Hahaha.
      Asal kangen ini juga membuat perasaan menjadi blur loh. Bukan karena nggak pake auto fokus jadinya blur, emang kamera. Bukan. Blur maksudnya ya nggak jelas gitu. Antara perasaan kangen aja, kehilangan, dan perasaan membutuhkan yang saya namakan cinta. Hampir setiap kali saya mendengar kabar dari teman-teman saya pasti senyum bahagia tersungging dari bibir saya. Dari siapapun itu. Teman, sahabat, gebetan, mantan pacar, sampe kenalan biasa. Nggak peduli mau cewek apa cowok, bawaannya seneeeeng aja. Aduh gay detected nih kayaknya.
      Tapi asli, nggak KW KW an, perasaan itu benar adanya, murni dari hati yang paling dalam. Tanpa pemanis buatan dan tanpa bahan pengawet. Jadinya ya suka bertanya sama diri sendiri. Apakah ini yang dinamakan cinta? Ebusseeeet dikira lirik lagu. Hovd banget.
     Ada kemungkinan besar bahwa saya merindukan semarang dan seisinya dikarenakan saya belum mendapatkan komunitas yang kurang lebih sama. Tapi itulah kegagalan tersendiri dalam hidup saya. Saya bukan tipe orang yang sekali kenal langsung bisa akrab. Jadi ya bisa jadi kalo teman-teman dan sahabat-sahabat saya yang ada di Semarang dan sekitarnya adalah manusia-manusia yang tak dapat terganti. Terutama kamu, iyaaa kamuuu, halah kamu-kamu. Sorry absurd.
     Intinya adalah semua hal yang ada dan terjadi dalam hidup kita merupakan sesuatu yang sangat berharga. Sayangnya kita tidak akan menyadarinya sebelum kita benar-benar kehilangan mereka satu persatu. Maka dari itu hargailah mereka, datanglah berkumpul jika mendapat undangan karena mungkin itu saat terakhir kalian bertemu, hargailah setiap gigitan dari makanan yang kalian konsumsi siapa tahu besok kalian tidak bisa mengkonsumsi makanan yang sama lagi, hargailah waktu yang berjalan dalam hidupmu karena mungkin besok atau lusa kita sudah tak bernyawa lagi. Sekian cuap-cuap saya di awal bulan mei ini. Hidup Gemini!! Tabik, Assalmuallaikum. Semoga masih ada mendoan untuk sarapan besok ya allah. hehe

No comments:

Post a Comment