Tuesday 24 February 2015

Kisah Cinta Lainnya

         Berjalan mundur ke akhir bulan Februari, horeee sudah mau masuk bulan maret dimana saya punya rencana vacation di bulan tersebut. Kalo jadi sih, hehe. Masih dari perantauan yang penuh sesak dengan kadatangan turis cina yang selalu stabil jumlahnya. Dan masih juga dari sudut ruangan saya, dibalik meja kerja saya yang udah kayak meja dapur karena ada gelas, toples gula, sendok plastik, dan beberapa kantung teh yang tergeletak begitu saja.
         Di postingan sebelumnya saya menulis kisah tentang kedua adik junior saya yang akhirnya berhasil menyatukan hati mereka dalam ikatan kekasih. Nah sekarang saya mau bercerita tentang kisah cinta yang lain. Masih menyangkut junior saya yang memendam perasaan pada kakak angkatannya alias teman saya seangkatan. Junior saya ini wanita dengan rambut lurus yang mengembang, tinggi badan dibawah rata-rata, dan berat badan sedikit lebih dari kata proporsional. Ia merupakan mahasiswa jurusan IT yang berasal dari sisi barat kota Semarang. Logatnya yang medok dan akhir kalimat yang bernada adalah ciri khas nya. Pertama kali saya mengenalnya adalah ketika diadakan audisi untuk lomba paduan suara. Waktu itu ia masih pendiam dan tidak banyak tingkah. Berbeda dengan sifat aslinya yang baru saya ketahui beberapa bulan kemudian.
         Perjalanan cintanya bisa dikatakan kurang beruntung. Selama saya mengenalnya saya tidak pernah melihatnya pacaran dengan seorang pria. Bukan berarti dia lesbian yaaa, jangan underestimate gitu, buat seorang wanita dari sisi kota seperti junior saya ini bukanlah hal yang mengagetkan jika selama hidupnya belum pernah berpacaran. Pasalnya norma sangat dijunjung tinggi di masyarakat dan control dari orang tua bisa dikatakan lebih protektif mengingat pergaulan yang semakin ekstrim saat ini. Aseek sok jadi pengamat pergaulan remaja. Hahahahha.
         Namun ketika berada ditahun ketiganya di universitas, junior saya ini bertemu dengan teman saya. Seorang aktivis organisasi yang bersifat dingin dan lebih banyak menghabiskan waktunya di depan laptop daripada bersosialisasi dengan orang disekitarnya. Mereka tergabung dalam sebuah organisasi kemahasiswaan yang sama. Dari sanalah benih-benih cinta itu tumbuh. Mereka suka makan bersama, pergi bersama, curhat, serta melakukan hal-hal yang mengasyikkan bersama. Walaupun tidak hanya berdua saja, namun dari terbiasa akhirnya junior saya ini jadi kecanduan. Seakan-akan hala yang dilakukan akan lebih berkesan jika ada teman saya ini yang ikut di dalamnya.
         Banyak hal yang mereka lalui bersama. Itu semua membuat mereka jadi saling mengenal karakter masing-masing, walau sering tidak sepaham namun pada akhirnya hubungan mereka tidak pernah terputus. Teman saya ini memang dikenal sebagai pria yang tidak peka, selalu berpikiran positif, dan memiliki jalan pikiran yang lain dari orang kebanyakan. Hal yang membuat junior saya jadi kelabakan untuk menggapai hatinya. Dulu sekali pernah saya katakan sebuah kemungkinan yang membuat dia sedikit membuka hatinya, bagaimana jika seandainya adik junior saya menaruh hati padanya. Hal yang ditanggapinya dengan senyuman geli dan dengan serta merta menampik pemikiran saya itu.
         Saya tidak tahu pasti kenapa banyak orang yang memilih saya sebagai partner curhat mereka. Ada yang bilang saya bijaksana, ada yang bilang saya enak diajak bicara, tapi menurut saya itu semua hanya isapan jempol belaka. Ya supaya saya nggak banyak protes ketika mereka mulai bercerita tentang itu ini kepada saya. Saya pun sebenarnya tidak keberatan, karena hobi saya adalah ikut campur dalam kehidupan orang lain. Saya ingin menjadi penting untuk orang lain. Sakit ya saya. Tapi ya gimana lagi, udah terlanjur juga. Hahahahaha.
         Tapi kemudian api cinta adk junior saya ini harus segera ia padamkan sendiri. Hal ini dikarenakan besarnya gengsi mengalahkan basarnya rasa cintanya sendiri. Saya sudah berkali-kali memberikan saran untuk mengutarakan perasaan nya secara langsung, namun ia terus saja menolak saran saya. Sampai pada akhirnya mereka lulus satu persatu dan memulai karier pada perusahaan masing-masing. Saya pun mulai disibukkan dengan pekerjaan saya sehingga tidak mengikuti perkembangan hubungan mereka berdua.
         Saya pun sering kepo postingan mereka di media sosial. Sama sekali tidak ada postingan yang menggambarkan mereka bertemu atau hang out bersama. Memang sih mereka bekerja di kota yang lumayan jauh, namun setiap bulan mereka pasti ke Semarang mengingat komunitas kami memanglah disana. Sampai suatu ketika bertemulah mereka disebuah acara perkawinan teman baik saya yang memang mengharuskan mereka untuk datang. Saya? Oh jangan ditanya, karena pekerjaan dan jarak yang paling jauh diantara semuanya, saya tidak bisa hadir di acara tersebut.
        Usut punya usut, duh mulai lagi rumpinya, walaupun mereka bertemu namun tidak ada komunikasi langsung yang terjadi diantara mereka. Entah apa yang ada dipikiran mereka saat itu, namun junior saya sudah menggadang-gadangkan bahwa dia sudah bisa move on, dan teman saya memang pada dasarnya gengsi berat sehingga tidak mungkin ia akan memulai interaksi terlebih dahulu. Jadilah mereka seperti dua orang anak gadis ala-ala yang memperebutkan laki-laki yang sama. Jika bertemu akan saling memperhatikan namun gengsi untuk menyapa. Mungkin juga dengan dagu yang diangkat sejengkal kali ya. Hahahahha. Pokoknya rame abis kalo dibayangin. Nggak inget jaman kuliah deh, kemana-mana bareng, makan bareng, tidur kadang sebelahan, cerita ngalor ngidul, ehh dalam hitungan jari tiba-tiba mereka seperti dua orang yang tidak saling kenal.
        By the way, saya harus balik kerja. Hahahaha, kasian amat wi-fi kantor malah saya pakai buat ngepost blog. Tapi jangan sedih, yang ini masih ada lanjutannya. Jadi ya terus follow blog saya, masukin saya dalam lingkaran kalian di google plus dan +1 kalo bisa, dishare juga boleh karena semua tulisan saya sudah mendapatkan ijin dari objeknya. Sekian dulu ngomongin cintanya. Garis besarnya adalah, kalian yakin mau curhat dan minta solusi ke saya? Orang kisah cinta saya sendiri aja berantakan and gak jelas gini. Hihihihihi. Sampai ketemu lagi. Tabi'!!

Monday 9 February 2015

Kasih Tak Bertepuk Sebelah Tangan

       Memasuki bulan februari yang penuh kisah klasik mengenai hari kasih sayang dan sebagainya. Bulan yang penuh pro dan kontra karena cuma di bulan ini postingan media sosial mulai sedikit SARA dengan opini masing-masing. Yasudahlah ya, hidup kok dibikin susah, tinggal jalani saja apa yang diyakini kan beres. Jadi keinget lagunya Lorde yang 'Everybody wants to rule the world', kalo dipikir-pikir bener juga ya. Hmmm namanya juga manusia, apa-apa dibikin repot.
        Kalau bicara mengenai kasih sayang tampaknya kisah yag patut saya ceritakan adalah kisah dari teman saya sendiri. Mulai deh ya nyinyir ngomongin orang. Hahahaha. Alkisah dulu sekali waktu saya termehek-mehek sama seseorang, teman saya ini juga termehek-mehek sama orang yang lainnya. Intinya kami tidak termehek-mehek dengan orang yang sama ataupun saling termehek-mehek, Bukan. Karena kami adalah sama-sama lelaki. Dia adalah junior saya dikampus yang lebih mirip sebagai adik bontot yang manjanya nggak ketulungan.
        Dulu dia memiliki semacam perkumpulan unik yang memiliki zodiak yang sama. Saya yang tidak memiliki zodiak yang sama awalnya jarang ikut ataupun diikutkan dalam acara kumpul-kumpul mereka. Tapi karena sosok saya yang tampan, bijaksana, tukang nyinyir, dan tukang dandanin orang jadilah saya sering diikutkan dalam kegiatan mereka. Duh kegiatan, udah kayak ibu2 PKK aja bahasanya. Bukan acara arisan, demo masak, kunjungan ke pabrik, atau seminar cara merawat buah hati. Bukan. Namun kegiatan harian yang simple tapi asyik jika dilakukan bersama. Seperti makan.
        Dari sana lah saya jadi dekat dengan junior saya ini sampai dia sering berkeluh tentang kisah cintanya yang bertepuk sebelah tangan. Sebenarnya saya juga kenal dengan wanita yang menjadi tambatan hatinya, dia junior saya juga dan kami juga sering makan bersama. Seorang wanita berkulit kuning langsat yang pernah saya daulat menjadi model foto produk untuk skripsi saya. Sebenarnya mereka pasangan yang biasa saja, hehe, tapi terkadang ada chemistry yang membuat iri saat mereka bersama.
        Si wanita sebenarnya memiliki masalah tersendiri dengan kata move on. Ia sangat mengagumi mantan kekasihnya dan sedikit berharap untuk kembali. Namun hidup harus terus berjalan, walau sulit tapi ia tetap membuka hati pada semua laki-laki yang coba mendekatinya. Duh bahasa saya udah kayak penulis novel aja ya.
        Nah kalo junior saya yang laki ini kekeuh ngedeketin dari yaa sekitar tahun 2012. Saya inget betul tahun itu karena saya mendamba cinta yang sama tapi dari wanita yang berbeda. Junior saya ini manjadi dekat dengan saya karena yaaa sebut saja senasib. Banyak hal yang ia ceritakan mengenai kisah cintanya, sebagian bahagia dan sebagian yang lain ngenes. Berbanding terbalik dengan saya yang sebagian besar adalah ngenes. Eh ini mau cerita tentang teman saya kok malah saya juga ikut curcol ya. Sorry salah fokus.
        Banyak moment yang menggambarkan kedekatan mereka berdua. Walaupun si wanita masih enggan menerima perasaan junior saya, namun ia juga tidak pernah mengambil jarak cukup jauh dengan junior saya ini. Pada satu kesempatan saya pernah bertanya mengenai karakter yang didambakan si wanita tentang pria idaman nya. Secara fisik junior saya tidak masuk kedalam kriteria tersebut namun jika bicara masalah kesetiaan dan tanggung jawab, junior saya masih punya harapan.
        Tahun 2012 berlalu tanpa ada kepastian cinta, namun junior saya pantang menyerah. Tahun 2013 ia masih berjuang. Mereka sering mengambil kelas yang sama karena memang jurusan dan angkatan mereka sama. Selain itu mereka juga mengikuti organisasi yang sama sehingga bisa dikatakan mereka sering bersama. Pepatah jawa yang mengatakan 'Trisno jalaran seko kulino' atau cinta datang karena terbiasa itu ada benarnya juga. Mereka tidak hanya dekat sebagai seorang teman tapi lebih dari itu. Saya masih ingat bagaimana ekspresi si wanita ketika junior saya membelikannya sepatu dengan warna favoritnya sebagai hadiah ulang tahun. Ekspresi yang tidak saya dapatkan ketika saya memberikan sesuatu kepada wanita yang saya kagumi. Duh, jadi curcol lagi.
        Tahun berganti, demikian juga dengan perasaan. Sampai pada tahun 2014 saya mendapatkan berita dari teman-teman saya di Semarang mengenai kedekatan mereka berdua yang semakin intens. Bahkan tersiar kabar bahwa mereka berdua pacaran. Sebagai biang dari segala issue dan gosip yang menyebar, saya pun tidak mau ketinggalan sehingga saya langsung mengkonfirmasi tentang kebenaran gosip tersebut. Dan benar saja, ketika saya sudah mengibarkan bendera putih pada perjuangan saya, junior saya justru mengibarkan bendera kemenangan. Mereka akhirnya bersama sebagai sepasang kekasih.
        Semua usaha pasti ada hasilnya, tidak ada yang sia-sia. Dalam kasus saya sih sebenarnya hal itu tidak terjadi namun dalam kasus junior saya hal tersebut benar-benar terjadi. Tidak ada yang lebih berkesan dari hidup seorang pria selain berhasil mendapatkan wanitanya. Jadi bisa dikatakan bahwa hidup saya belum begitu berkesan bagi saya sendiri. Nah kok saya lagi, duh. Dan kali ini kedekatan mereka benar-benar membuat iri. Tidak hanya saya yang mengharapkan hal yang sama namun juga para jombloers lain yang hanya bisa nyinyir dari belakang. Kalo yang terakhir tadi saya tidak termasuk.
       Saya ikut bahagia dengan hasil perjuangan junior saya itu. Berita bersatunya hati mereka itu menjadi salah satu berita teratas dalam pencarian moment abadi dalam hidup saya. Hahahaha, berlebihan banget ya. Tapi itulah saya, manusia yang sering dikatain rempong oleh teman sejawat karena memiliki pemikiran yang berbeda. Ya jadi begitulah cerita cinta yang bisa saya share di bulan kasih sayang ini. Untuk kalimat yang terakhir kalo ada yang nggak setuju diem aja, nggak usah banyak komen, ini lho blog pribadi saya jadi ya suka-suka saya mau nulis apa. Baik selamat merayakan tahun baru cina bagi yang merayakan dan selamat menempuh hidup baru bagi yang baru saja menikah. Sekian cuap-cuap saya di awal bulan februari ini. Adios amigos persyempreee. Assalammuallaikum!!