Sunday 19 October 2014

Tol Kontor eh Kantor

   Selamat siang wahai pemuda-pemudi seluruh Indonesia. Yang kalo udah nginjek hari jumat senengnya ngalah-ngalahin lebaran dan kalo udah berada di hari minggu malam sedihnya udah kayak mau kiamat. Sebenernya jadi orang kantoran itu ada enaknya dan ada nggak enaknya juga. Orang kantoran disini maksudnya yang kerja dikantor ya, bukan yang punya kantor, apalagi yang suka ngomong kantor. Bukan. (Itu kotor pak haji!!)
    Saya mau nyebutin nggak enaknya nih ya. Oke, saking banyaknya saya jadi bingung mau nulis yang mana dulu. Pertama, kemerdekaan waktu kita terampas. Ini yang paling kerasa, karena kita diharuskan mengikuti jam reguler kantor yang 8-9 jam itu. Nggak boleh telat dan anti pulang tepat waktu, belum lagi kalo udah jam-jamnya lembur. Habis lembur sampe malem ngeberesin kerjaan besoknya? Jangan sedih, Masuk seperti biasa ya anak-anak, nggak ada deh sistem kompen-kompenan segala. Kasian ya.
    Selain waktu, yang terampas adalah pikiran. Kalo seumpama nggak kerja di kantor ya tetep mikir juga, at least mikir gimana caranya dapet duit hari itu. Hehe. Tapi kalo dikantoran pikiran kita lebih capek karena serba terbatasi. Pemikiran kita yang bisa lebih kreatif dan berkembang jadi terhalang dengan budaya kantor, peraturan yang ada, serta birokrasi. Jadi ya kalo kita bukan tipikal seorang revolusioner, kita hanya akan menjadi orang kantoran lainnya yang hidupnya bisa ditebak dari pagi sampe malam hari. Ya kayak saya sekarang ini lah.
    Sebagai orang kantoran sebenarnya kita menjadi lebih manja dan takut mengambil resiko apapun yang menyangkut masa depan kita. Menjadi lebih hati-hati dalam mengambil sebuah keputusan dengan politik yang ikut main di dalam otak kita. Ya karena itu tadi. Kita jadi memiliki sifat manja. Kita hanya menunggu gaji setiap bulannya yang jumlahnya pun selalu sama. Akhirnya karena kita memiliki sifat manusiawi yang tamak jadilah kita menginginkan lebih dari yang kita dapatkan sekarang. Alhasil kita jadi hobi berpolitik di dalam kantor, Mencari aliansi dan menyenggol pihak lain yang dirasa bisa menghalangi langkah karier kita. Watch out, they're exist everywhere, maybe it's you but you didn't recognize it.
    Jadi apa ya, kalo menurut pendapat saya semua pekerjaan itu ada sisi positif negatifnya. Menjadi seorang pegawai kantoran pun juga bukan sebuah najis mugholadoh. Sama halnya mengenai pandangan miring orang umum mengenai profesi Pegawai Negeri Sipil. Apa salahnya menjadi seorang PNS yang berangkat telat pulang ontime, atau sering mengadakan workshop atau seminar yang ala kadarnya demi terselesaikannya rencana program tahunan mereka. Jika semua orang menjadi pengusaha lalu siapa yang mau buatin KTP, siapa yang mau buatin surat tanah, surat kelahiran, dan sebagainya. Jadi intinya setiap profesi itu membanggakan bagi setiap pemiliknya ataupun orang-orang yang menghargainya. Berpikir positif adalah kunci untuk tidak menjadi seorang bajingan yang suka meremehkan pekerjaan atau profesi orang lain.
    Menjadi seorang pekerja kantoran pun banyak hal positifnya. Yang pasti adalah secara finansial seorang pekerja kantoran sudah terjamin. Mau berapa pun gajinya at least yang perlu ia lakukan adalah bekerja sesuai dengan jobdesk dari hari senin ke jum'at/sabtu selama 8-9 jam perhari. Sebuah gebrakan atau revolusi tidak begitu menjadi masalah, yang penting pekerjaan yang dibebankan kepada kita sudah beres. Enak kan? Tidak perlu memutar otak dalam-dalam untuk mengembangkan usaha atau membuat inovasi karena semua tinggal dijalankan dengan baik saja.
    Selain itu jika finansial sudah terjamin sudah pasti bagi kalian para lelaki, jodoh pun tinggal main tunjuk saja. Karena apa lagi yang dibutuhkan jika setiap bulan sudah memiliki penghasilan pasti dan bisa membuat anak. Pasti jika mau serius wanita pun dapat menerima mu apa adanya, Tapi jangan ketinggian juga nyari ceweknya, sadar diri bro.
    Memiliki waktu yang termanage dengan baik. Menjadi pekerja kantoran pasti kita dibatasi dengan waktu yang ada. Seumpama jam kerja dari jam 8 pagi sampai jam 4 sore, sudah pasti kita akan mengatur jam berapa harus bangun, jam berapa harus sarapan, jam berapa harus berangkat, estimasi perjalanan jika ada kemacetan, ban bocor, dan sebagainya. Begitupun jika pulang, jam berapa harus sampai rumah, lalu apa yang akan dilakukan dirumah, bersantai atau hangout bersama teman atau sekedar berbelanja bulanan. Lain halnya dengan seorang pengusaha yang bisa kebolak-balik pola hidupnya. Yang seharusnya waktu kerja malah dipakai tidur dan begitupun sebaliknya.
   Dan satu lagi, waktu libur untuk para pekerja kantoran merupakan sebuah hal yang sakral. Mereka jarang kehabisan ide untuk berlibur. Dari sekedar bersantai dirumah, membaca buku, memasak, dan sebagainya. Sampai acara travelling keluar kota/pulau/negeri. Karena bagi mereka, Work Hard Play Hard.
   So nikmati hidup yang kalian punya, apapun profesi kalian. Dan satu pesan saya, dream bigger than who you are now. Kalo kamu yang sekarang adalah wujud dari mimpimu yang terdahulu maka mimpilah lagi yang lebih besar. Jatuh tersungkur itu sudah biasa, yang salah adalah ketika kita tidak berani menentukan/memilih bagaimana kita ingin hidup.
    Sekian dulu ah obrolan kita yang tidak berbobot ini. Hahahha. Selamat bulan oktober dan selamat hari senin. Salam Olah Ramlan!! Tabi'.